MERANCANG
PULAU KANGEAN SEBAGAI
SENTRA
KERBAU POTONG JAWA TIMUR
Oleh Abdurrahman Arraushany*
Awalnya kami menyangka di Pulau Madura yang terkenal panas, kering
dan gersang tak mungkin ada kerbau.
Ternyata kami salah. Di Madura, ternak kerbau (Bubalus bubalis) bukan hanya ada
tetapi juga mampu bertahan dan beradaptasi dengan baik dengan populasi terbesar
di Jawa Timur (Total 6.433 ekor). Selain
di Bangkalan, wilayah sentra pengembangan dan pembibitan kerbau di Madura ada
di P.Kangean- Sumenep.
Kerbau yang aslinya
berasal dari Benua Asia merupakan ternak ruminansia paling nrimo sedunia. Buktinya hampir tak pernah kita jumpai kerbau dalam
kondisi kurus dan merana, pun di lokasi paling sulit pakan sekalipun. Penyebarannya
pun sangat luas di seluruh dunia.
Kerbau mampu
menyediakan pangan hewani (daging dan susu) dengan mutu yang baik. Di beberapa
daerah, daging dan susu kerbau bahkan kerbau hidup dipercaya lebih istimewa dibanding
ternak lain (terutama sapi). Diakui daging
kerbau lebih berserat dengan kandungan lemak jahat (kolesterol) lebih rendah
dibanding daging sapi. Sedangkan kadar
lemak dan protein susu kerbau lebih tinggi dibanding susu sapi.
Di era Kekhilafahan Islam
Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah, kerbau/sapi digunakan untuk mendukung era
kemajuan pertanian Islam. Kerbau digunakan untuk memudahkan kerja terutama pada
penggilingan tepung (gandum) dan tebu, menarik pedati, menaikkan air tanah ke
permukaan, mengolah lahan pertanian, dan sebagai sarana hiburan masyarakat. Sedangkan di era Khilafah Bani Utsmaniyah,
kerbau berperan untuk menarik kapal perang pasukan Muslim melewati Bukit
Gallata-Turki sehingga pasukan Muslim mampu membebaskan Konstantinopel dan
merubahnya menjadi Islambul/Istambul (Kota Islam).
Kerbau digunakan juga sebagai
tabungan. Ternak ini juga digunakan
sebagai sarana untuk internalisasi nilai moral yang baik (seperti kejujuran,
kedisiplinan, tanggung jawab, semangat, kerjasama, dll) dengan menjadi manusia
pembelajar sepanjang hayat. Kerbau juga digunakan sebagai pengungkit status
sosial alias prestise seseorang di
masyarakat dan juga untuk pelaksanaan “upacara adat” serta ibadah (disembelih
saat kelahiran, sunatan, pernikahan, dan qurban).
Sebagai hasil ikutan,
kerbau juga memproduksi biogas dan pupuk organik. Pupuk ini dimanfaatkan untuk
memproduksi sayuran organik yang bisa mendukung program back to nature yang dewasa ini makin digandrungi masyarakat. Jadi,
masihkah kita memandang sebelah mata arti dan peran kerbau dalam kehidupan umat
manusia?
Sentra Kerbau di Jawa
Timur
Dibanding NAD, Sumut,
Sumbar, NTB, Jabar, NTT, Banten, Sulsel, Jateng dan Sumsel, populasi kerbau Jatim
memang KO. Namun bukan berarti kerbau tidak adaptif terhadap lingkungan Jatim. Apa
penyebab rendahnya populasi kerbau di Jatim? Bagi pelaku peternakan Jatim alasannya barangkali
karena kerbau di Jatim kurang mendapat perhatian serius dibanding sapi potong, sapi perah,
kambing, ayam ras dan unggas asli/lokal.
Di Jatim kerbau banyak
terdapat di wilayah kabupaten/kota di mana orang-orang Madura banyak
berdomisili. Kebetulan? Faktanya 5 dari 10 wilayah dengan populasi kerbau
tertinggi di Jawa Timur (Sumenep, Lumajang, Banyuwangi, Bangkalan, dan Malang)
banyak orang Maduranya. Sedangkan di Sumenep, kerbau 100% ada di Kepulauan Kangean.
Tabel 1. Kabupaten/Kota Dengan
Populasi Kerbau Tertinggi Di Jatim
NO
|
Kab/Kota
|
Tahun 2010
|
Tahun 2011
|
Tahun 2012
|
Tahun 2013
|
Tahun 2014
|
1
|
Sumenep
|
7.977
|
5.189
|
5.187
|
5.027
|
5.039
|
2
|
Lumajang
|
3.379
|
5.257
|
5.740
|
4.667
|
4.694
|
3
|
Banyuwangi
|
6.052
|
4.619
|
4.611
|
3.383
|
4.035
|
4
|
Blitar
|
8.118
|
2.699
|
2.746
|
2.306
|
2.175
|
5
|
Tuban
|
3.364
|
1.993
|
1.993
|
1.840
|
1.875
|
6
|
Bangkalan
|
2.318
|
1.269
|
1.417
|
1.460
|
1.400
|
7
|
Ngawi
|
1.716
|
1.583
|
1.776
|
1.570
|
1.389
|
8
|
Malang
|
1.629
|
2.421
|
2.445
|
1.394
|
1.266
|
9
|
Bojonegoro
|
1.208
|
1.053
|
1.191
|
1.026
|
1.020
|
10
|
Sidoarjo
|
1.166
|
714
|
663
|
606
|
598
|
Jawa Timur
|
49.638
|
32.675
|
33.498
|
28.118
|
28.507
|
|
Prosentase Kerbau di Kangean-Sumenep di banding Jatim
|
16,07
|
15,88
|
15,48
|
17,88
|
17,68
|
Sumber: Dinas Peternakan Provinsi
Jawa Timur, 2014
Grand
Design Pengembangan Kerbau di Pulau Kangean
Kepulauan Kangean merupakan gugusan pulau di bagian paling timur Pulau Madura. Kepulauan
ini terdiri dari 60 pulau dengan total wilayah seluas
487 km². Pulau terbesarnya adalah Kangean, Paliat dan Sepanjang. Masyarakatnya
sangat ramah, sopan, dan agamis. Bahasa dan tutur katanya beraneka ragam.
Di Sapeken
dan pulau kecil di sekitarnya, penduduknya terbiasa menggunakan bahasa Bajo, Mandar,
Makasar, Bugis dan bahasa lainnya dari Sulawesi. Sedangkan penduduk Kangean khususnya
yang tinggal di Kec.Arjasa menggunakan bahasa khas Kangean. Katanya bahasa
Kangean mirip dengan bahasa Madura, namun faktanya bahasa Kangean tidak
dipahami oleh sebagian besar orang Madura.
Jika di Bangkalan
kerbau berkembang lebih disebabkan oleh dukungan wilayah yang cukup berair (rawa),
di Kangean kerbau berkembang diduga karena faktor penduduknya yang berasal dari
Sulawesi. Mengingat budaya beternak kerbau di Sulawesi (terutama bagian
Selatan) sangat tinggi. Namun tentu saja dukungan wilayah Kangean yang
mayoritas terdiri dari hutan, rawa dan dataran rendah berair juga menjadi
faktor penentunya.
Dengan jumlah populasi
kerbau tertinggi di Jatim, Kangean bisa dirancang menjadi sentra pengembangan
dan pembibitan kerbau potong Jawa Timur di masa mendatang. Adapun faktor yang
menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan adalah sebagai berikut:
Faktor yang menjadi kekuatan untuk “Menjadikan Kangean
Sebagai Sentra Kerbau Potong Jatim” adalah: pertama,
Sumber Daya Manusia. Di Madura sejak 2010 telah berdiri UPT Pembibitan
Ternak dan Kesehatan Hewan Madura. UPT yang berlokasi di Jalan Raya
Pamekasan-Sumenep KM.08 Ds.Grujugan Kec.Larangan Kab.Pamekasan ini milik Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. Wilayah kerja UPT meliputi 4 kabupaten di Madura, yakni Kabupaten Bangkalan,
Sampang, Pamekasan dan Sumenep).
Saat ini UPT Pembibitan Ternak dan Kesehatan Hewan Madura telah memiliki 3 (tiga) orang pejabat Fungsional Pengawas Bibit Ternak (Wasbitnak). Peran wasbitnak ini sangat diharapkan demi kesuksesan program, dimulai
dari tahap awal perumusan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan di lapangan. Jika
kerja dan karya ini berhasil, maka tak berlebihan dikatakan, “Sukses Wasbitnak
Jatim menjadi kesuksesan tim bibit Jawa Timur dan nasional secara keseluruhan dalam
mengawal program perbibitan ternak nasional.”
Kedua,
Ternak. Populasi kerbau tertinggi di Jatim ada di Kangean.
Mutu genetik ternak kerbau di Kangean bisa bertahan 'stabil' hingga hari ini mungkin saja karena ada budaya kerapan kerbau. dalam bahasa setempat karapan kerbau disebut dengan istilah mamaji.
Selain
kerbau ternakan, di kepulauan ini juga terdapat kerbau hutan yang masih liar
terutama di P.Paliat bagian Selatan dan Tenggara. Kerbau yang diternakkan
adalah jenis kerbau lumpur atau kerbau potong.
Sedangkan kerbau hutan yang masih liar belum bisa dipetakan karena belum
ada penelitian tentang itu. Mungkin saja ia masuk kelompok Bubalus arnee, kelompok Bubalus depresicornis (anoa) atau termasuk
kelompok Bubalus quarlesi. Atau bukan
termasuk kelompok kerbau yang sudah dikenal selama ini.
Ketiga,
Lahan. Kepulauan Kangean mayoritas terdiri dari kawasan
hutan, dengan rincian luas hutan di masing-masing pulau: P.Kangean (24.879 Ha),
P.Paliat (3.807,5 Ha), dan P.Sepanjang (7.639,1 Ha). Jumlah total luas hutan
sebesar 36.326,1 Ha. Atau 74% dan kawasan hutan seluruh Madura (49.280 Ha).
Hutan di kepulauan ini sangat mendukung kekayaan sumberdaya genetik hewan (SDGH).
Selain terdapat kerbau
hutan, di Kepulauan Kangean terdapat juga macan tutul (di Ramoksalengkak, Batulawang
dan Gung Eteng-Kangean), rusa (di P.Sepanjang dan Saobi), burung gosong
(Saobi), kijang (Kangean dan Paliat), dan ayam hutan hijau (hampir seluruh
wilayah hutan).
Selain kawasan hutan, di musim kemarau, di mana tanaman pangan
tidak mampu dibudidayakan penduduk setempat, maka lahan pertanian berubah
menjadi padang penggembalaan dengan luas ribuan hektar.
Adapun faktor yang menjadi kelemahan yang bisa menghambat suksesnya program ini yaitu: pertama, Sumber Daya Manusia (SDM). Peternak
di Kangean jumlahnya ribuan orang. Hal ini bisa dipahami karena profesi
mayoritas penduduknya adalah petani, peternak dan nelayan. Namun faktanya mereka
masih beternak ala kadarnya dengan gerakan munfarid
(sendiri-sendiri). Peternak belum
bergerak secara berjamaah dan tergabung dalam sebuah kelompok peternak apalagi
membentuk Gapoktan/Gapoknak.
Kedua, ternak. Perkembangan kerbau sangat lamban dan sulit
berkembang juga disebabkan oleh faktor internal atau alamiah si ternak kerbau
sendiri, seperti berahi diam (silent
heat), masa kebuntingan yang lama, jarak antar kelahiran yang panjang, dan
juga kematian gudel yang sangat
tinggi di masa awal kehidupan kerbau.
Ketiga,
lahan sebagai basis ekologi penyedia pakan ternak. Umumnya, peternak di Kangean masih mengandalkan
‘tangkapan’ rumput dan hijauan pakan ternak dari ‘kebaikan’ alam. Padahal curah hujan di Kangean sangat
rendah. Di samping itu, belum ada upaya
untuk introduksi hijauan pakan ternak (HPT) unggul dari jenis rerumputan (graminae) maupun
jenis kacang (leguminosa). Pola peternakan semi
intensif saat musim hujan dan full ekstensif
saat musim kemarau tanpa diimbangi dengan ketersediaan hijauan bergizi tinggi
dan air minum yang cukup dan mudah dijangkau ternak juga menyebabkan kerbau
belum bisa berproduksi secara optimal.
Keempat,
teknologi. Teknologi tepat guna dalam pemeliharaan dan pembibitan kerbau
belum dipahami oleh peternak setempat. Bagaimana cara dan teknik seleksi untuk
mendapatkan ternak bibit yang baik; bagaimana teknik menyiapkan pakan yang
cukup (jumlah dan mutu) dan bagaimana cara pemberian pakan; serta bagaimana
perawatan dan pemeliharaan ternak secara baik dan tepat belum dikenal oleh
peternak. Peternak masih mengandalkan tradisi turun temurun dari nenek moyang
dalam menjalankan usahanya.
Tabel 2. Jenis Ternak dan
Populasinya di Kangean
No
|
Kecamatan
|
sapi
|
kerbau
|
kuda
|
kambing
|
domba
|
ayam kampung
|
itik
|
entog
|
1
|
Arjasa
|
12.335
|
3.918
|
808
|
3.375
|
98
|
28.325
|
1.582
|
320
|
2
|
Kangayan
|
6.516
|
708
|
230
|
3.412
|
0
|
14.223
|
537
|
0
|
3
|
Sapeken
|
4.066
|
407
|
71
|
1.565
|
0
|
21.387
|
1.095
|
0
|
Total
|
22.917
|
5.033
|
1.109
|
8.352
|
98
|
63.935
|
3.214
|
320
|
(Sumber: Dinas Peternakan
Kab.Sumenep 2015 Triwulan III)
Bulan Oktober 2015 silam saya
untuk kali pertama berkunjung ke Kangean. Salah satu keluhan peternak kerbau di sana adalah
terkait dengan keterbatasan pejantan pemacek untuk mengawini kerbau betina. Penyebabnya?
Selain digunakan untuk kerapan kerbau sehingga harganya melambung tinggi, pemberian
jamu dengan dosis berlebihan telah menyebabkan pejantan yang dikerap memiliki
mutu sperma yang kurang baik. Di Kangean
juga telah terjadi pengurasan kerbau jantan dengan dijual ke luar pulau
(terutama ke Kalimantan Selatan) karena permintaan sangat tinggi. Imron, peternak
kerbau asal Arjasa yang beristrikan orang Bugis menuturkan, “Seekor gudel jantan umur 4-5 bulan sudah
dihargai sekitar 10-15 juta per ekor tergantung bagus tidaknya ternak.” Di sisi lain, belum ada satu orang pun
petugas kawin suntik (IB) baik dinas maupun swadaya yang masuk dan bertugas di
Kangean. Praktis teknologi IB belum dikenal oleh masyarakat setempat.
Adapun peluang pengembangan dan pembibitan
kerbau di Kangean didasari oleh kenyataan bahwa kebutuhan kerbau secara
nasional dengan mutu genetik yang baik masih sangat tinggi. Masyarakat masih memerlukan
kerbau potong yang digunakan sebagai bibit untuk dikembangkan di daerah lain dan
atau untuk perbaikan mutu genetik kerbau di lokasi lain maupun dijadikan
sebagai ternak potong untuk produksi daging. Sedangkan tantangan yang barangkali perlu diantisipasi dan segera dicarikan
solusi terkait dengan pengembangan kerbau di Kangean maupun di lokasi lain
adalah: Pertama, tingginya angka pemotongan kerbau baik betina produktif maupun
pejantan pemacek untuk produksi daging merah di dalam negeri. Kedua, konsumen
daging kerbau masih terbatas pada daerah tertentu saja dan belum merata di
seluruh wilayah Indonesia, sebagaimana daging sapi.
Apa
Salah Kerbau?
“Kerbau semakin banyak
diperbincangkan, populasinya justru makin menurun.” Pada Tahun 1991 populasi
kerbau nasional sebesar 3,5 juta ekor.
Semakin hari jumlahnya makin menurun. Untuk menghambat laju penurunan
kerbau pada 1995 pemerintah menerbitkan Buku “Pedoman Pengembangan dan Perbaikan
Ternak Kerbau di Indonesia” yang merupakan hasil kerjasama Departemen Pertanian
dan FAO. Kalao saya telaah, apa yang dipaparkan dalam buku tersebut yang
disusun lebih dari 20 tahun lalu ternyata masih saja terjadi hingga kini. Kendala-kendala eksternal pengembangan dan
pembibitan kerbau di Indonesia belum juga terselesaikan. Populasi kerbau hasil
PSPK 2011 justru hanya tersisa 1,3 juta ekor saja. Sebenarnya apa salah kerbau?
Kerbau dan beragam SDGH
di dalam negeri tidak salah. Semua kekayaan hayati ini disediakan Tuhan untuk
menunjang kehidupan umat manusia sehingga bisa menjalankan misinya di planet
bumi. Yakni untuk beribadah dan menjadi khalifah (pemimpin, pengatur, dan pengelola) di bumi. Jika ada
‘masalah’ pada kerbau dan ternak lain maka yang patut disalahkan adalah
manusianya, bukan ternaknya. Oleh karena itu, jika kita menginginkan agar
kerbau dan ternak lainnya bisa berkembang dan berproduksi secara optimal maka
manusianya mesti bergerak bersinergi bukan malah berkompetisi.
Siapa subjek yang harus
berjalan secara sinergi untuk mengorbitkan ‘kerbau’ sebagai alternatif dalam penyediaan
pangan dan berbagai keperluan lainnya bagi penduduk negeri ini dan dunia? Pertama adalah peternak kerbau. Kerbau
adalah objek dan peternak adalah subjek. Kerbau telah ditundukkan oleh sang
pencipta untuk kebutuhan manusia. Kerbau mudah sekali ditangani walau badannya
jauh lebih besar dibanding si empunya. Dan tugas peternak adalah meningkatkan
populasi, produksi dan produktivitas kerbau yang dimilikinya dengan
meningkatkan kecerdasan skolastik, komunikasi dan finansial.
Peternak bisa
mengoptimalkan kerbau miliknya dengan menerapkan pola pemeliharaan ternak yang
baik (Good Farming Practices/GFP). Peternak
juga diharapkan mampu menerapkan pola
pembibitan ternak kerbau yang baik (Buffalo Good
Breeding Practices/BGBP) yang berpedoman pada Permentan
No.56/Permentan/OT.140/2006. Dan untuk lebih meningkatkan kesuksesan dalam
pengelolaan kerbau potong di Kangean peternak bisa juga berpedoman kepada
Permentan No.48/Permentan/OT.140/2011 tentang Perwilayahan Sumber Bibit dan Peraturan
Pemerintah No. 48/2011 tentang Sumberdaya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak
Subjek kedua adalah
masyarakat. Lewat pembentukan kelompok peternak (dan juga gapoktan/gapoknak)
yang diinisiasi oleh dinas, peternak mandiri di masing-masing desa/kecamatan
perlu diberikan inspirasi dan terus dimotivasi agar mau berjamaah dan meninggalkan sikap munfarid dalam menjalankan usaha dan
bisnis peternakan kerbaunya. Di samping itu pengusaha peternakan (alias pihak
swasta) juga bisa didorong untuk menerjuni usaha dan bisnis peternakan kerbau
ini dengan berbagai insentif yang diberikan pemerintah.
Subjek ketiga adalah
pemerintah/dinas. Pemerintah selain
menyediakan dana penguatan modal usaha kelompok (PMUK) dan sarana/prasarana
pendukungnya, juga diharapkan bisa mengangkat para ahli peternakan (SPt atau
Drh) untuk ditempatkan di Kangean guna mengawal kegiatan pengembangan dan
pembibitan ternak kerbau.
Jika ketiga subjek peternakan tersebut mampu bersinergi dalam gerak, maka “Menjadikan
Kangean Sebagai Sentra Kerbau Potong Jawa Timur,” bukan lagi menjadi wacana dan
impian semata.
Terakhir, Jika Pulau Sapudi dijadikan
sebagai Sentra Pengembangan dan Pembibitan Sapi Madura dan Domba EG Sapudi, maka langkah
tepat jika menjadikan Pulau Kangean sebagai sentra pengembangan kerbau lumpur di
Jatim di samping sebagai Pusat Penangkaran Ajem Tarata (atau Ayam Hutan Hijau) dan Ayam Bekisar alias ajem cukir.
Pepatah Arab bilang, “Barangsiapa berjalan pada jalannya, maka dia
akan sampai pada tujuannya.”
Semoga impian ini bisa terwujud. Aamiin.
Kawanan kerbau yang sedang merumput di lahan pertanian yang tidak bisa ditanami tanaman pangan karena kemarau panjang dan ketersediaan air terbatas
======
*Abdurrahman Arraushany adalah nama
pena dari Abdul Rohman, SPt (Pengawas Bibit Ternak Ahli Pertama di UPT
Pembibitan Ternak dan Kesehatan Hewan Madura Dinas Peternakan Provinsi Jawa
Timur).
Agen BOLAVITA ingin mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa bagi yang menjalankan �� .
BalasHapusDalam bulan ini kami menyediakan BONUS yang cukup menarik untuk Anda baik member baru maupun member setia BOLAVITA.
�� Bonus Welcome Back Rp 200.000
�� Bonus 10% untuk new member (SPORTSBOOK & SABUNG AYAM)
�� Bonus 5% Deposit Harian (SPORTSBOOK & SABUNG AYAM)
�� Bonus Deposit Harian 10% untuk permainan BOLA TANGKAS
�� Bonus Referral 7% + 2%
�� Bonus Rollingan 0.5% + 0.7%
�� Diskon Togel KLIK4D & ISIN4D up to 66%
�� Bonus Cashback 5% - 10%
�� Bonus Cashback Bola Tangkas 10%
�� Bonus Flash Deposit Setiap Jumat 10%
�� Bonus Extra BIG MATCH 20%
Dengan minimal Deposit hanya Rp 50.000 sudah dapat memainkan permainan yang kami sediakan. .
Daftar sekarang juga di www.bolavita.ltd.
Untuk info selanjutnya, bisa hubungi kami VIA:
BBM : BOLAVITA / D8C363CA
Whatsapp : +62812-2222-995
Livechat 24 Jam
BalasHapusUntuk anda yang hobi adu ayam... Tonton pertandingan sabung ayam live secara langsung di smartphone Android & iPhone anda...
Download aplikasinya sekarang juga.. Pertandingan adu ayam live ini disiarkan langsung dari arena di beberapa negara seperti Filipina, Peru, Laos dan Dominika.
Caranya kunjungi saja Link disamping ini :
Klik disini untuk melakukan daftar akun : http://bit.ly/2tmS7gL !
#s128
Agen Judi Online Deposit Via E-Money Linkaja | Ovo | Gopay | Dana | Sakuku | Paytren Dan Lainnya. Bisa Anda Kunjungi Situs Bolavita !
BalasHapusAgen Bolavita Sudah Berdiri Sejak 2014 Menjadi Agen Judi Online Yang Cukup Populer Di Indonesia.
Menyediakan Berbagai Jenis Judi Online, Seperti :
» Sabung Ayam Online
» Sporstsbook / Judi Bola
» Casino Live
» Slot Online
» PokerVita
» Tangkasnet
» Tembak Ikan Online
Dan Masih Banyak Lainnya.
Pendaftaran Atau Info Selengkapnya Bisa Hubungi Kontak Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :
» Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita