Selasa, 28 Februari 2017

MERANCANG PULAU KANGEAN SEBAGAI SENTRA KERBAU POTONG JAWA TIMUR




MERANCANG PULAU KANGEAN SEBAGAI
SENTRA KERBAU POTONG JAWA TIMUR

Oleh Abdurrahman Arraushany*

Awalnya kami menyangka di Pulau Madura yang terkenal panas, kering dan gersang tak  mungkin ada kerbau. Ternyata kami salah. Di Madura, ternak kerbau (Bubalus bubalis) bukan hanya ada tetapi juga mampu bertahan dan beradaptasi dengan baik dengan populasi terbesar di Jawa Timur (Total  6.433 ekor). Selain di Bangkalan, wilayah sentra pengembangan dan pembibitan kerbau di Madura ada di P.Kangean- Sumenep.

Kerbau yang aslinya berasal dari Benua Asia merupakan ternak ruminansia paling nrimo sedunia. Buktinya hampir tak pernah kita jumpai kerbau dalam kondisi kurus dan merana, pun di lokasi paling sulit pakan sekalipun. Penyebarannya pun sangat luas di seluruh dunia.
Kerbau mampu menyediakan pangan hewani (daging dan susu) dengan mutu yang baik. Di beberapa daerah, daging dan susu kerbau bahkan kerbau hidup dipercaya lebih istimewa dibanding ternak lain (terutama sapi).  Diakui daging kerbau lebih berserat dengan kandungan lemak jahat (kolesterol) lebih rendah dibanding daging sapi.  Sedangkan kadar lemak dan protein susu kerbau lebih tinggi dibanding susu sapi.
Di era Kekhilafahan Islam Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah, kerbau/sapi digunakan untuk mendukung era kemajuan pertanian Islam. Kerbau digunakan untuk memudahkan kerja terutama pada penggilingan tepung (gandum) dan tebu, menarik pedati, menaikkan air tanah ke permukaan, mengolah lahan pertanian, dan sebagai sarana hiburan masyarakat.  Sedangkan di era Khilafah Bani Utsmaniyah, kerbau berperan untuk menarik kapal perang pasukan Muslim melewati Bukit Gallata-Turki sehingga pasukan Muslim mampu membebaskan Konstantinopel dan merubahnya menjadi Islambul/Istambul (Kota Islam). 
Kerbau digunakan juga sebagai tabungan.  Ternak ini juga digunakan sebagai sarana untuk internalisasi nilai moral yang baik (seperti kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, semangat, kerjasama, dll) dengan menjadi manusia pembelajar sepanjang hayat. Kerbau juga digunakan sebagai pengungkit status sosial alias prestise seseorang di masyarakat dan juga untuk pelaksanaan “upacara adat” serta ibadah (disembelih saat kelahiran, sunatan, pernikahan, dan qurban).   
Sebagai hasil ikutan, kerbau juga memproduksi biogas dan pupuk organik. Pupuk ini dimanfaatkan untuk memproduksi sayuran organik yang bisa mendukung program back to nature yang dewasa ini makin digandrungi masyarakat. Jadi, masihkah kita memandang sebelah mata arti dan peran kerbau dalam kehidupan umat manusia?    

Sentra Kerbau di Jawa Timur
Dibanding NAD, Sumut, Sumbar, NTB, Jabar, NTT, Banten, Sulsel, Jateng dan Sumsel, populasi kerbau Jatim memang KO. Namun bukan berarti kerbau tidak adaptif terhadap lingkungan Jatim. Apa penyebab rendahnya populasi kerbau di Jatim? Bagi pelaku peternakan Jatim alasannya barangkali karena kerbau di Jatim kurang mendapat perhatian serius dibanding sapi potong, sapi perah, kambing, ayam ras dan unggas asli/lokal.
Di Jatim kerbau banyak terdapat di wilayah kabupaten/kota di mana orang-orang Madura banyak berdomisili. Kebetulan? Faktanya 5 dari 10 wilayah dengan populasi kerbau tertinggi di Jawa Timur (Sumenep, Lumajang, Banyuwangi, Bangkalan, dan Malang) banyak orang Maduranya. Sedangkan di Sumenep, kerbau 100% ada di Kepulauan Kangean. 

Tabel 1. Kabupaten/Kota Dengan Populasi Kerbau Tertinggi Di Jatim
NO
Kab/Kota
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
1
Sumenep
7.977
5.189
5.187
5.027
5.039
2
Lumajang
3.379
5.257
5.740
4.667
4.694
3
Banyuwangi
6.052
4.619
4.611
3.383
4.035
4
Blitar
8.118
2.699
2.746
2.306
2.175
5
Tuban
3.364
1.993
1.993
1.840
1.875
6
Bangkalan
2.318
1.269
1.417
1.460
1.400
7
Ngawi
1.716
1.583
1.776
1.570
1.389
8
Malang
1.629
2.421
2.445
1.394
1.266
9
Bojonegoro
1.208
1.053
1.191
1.026
1.020
10
Sidoarjo
1.166
714
663
606
598

Jawa Timur
49.638
32.675
33.498
28.118
28.507

Prosentase Kerbau di Kangean-Sumenep di banding Jatim
16,07
15,88
15,48
17,88
17,68
Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, 2014

Grand Design Pengembangan Kerbau di Pulau Kangean
Kepulauan Kangean merupakan gugusan pulau di bagian paling timur Pulau Madura.  Kepulauan ini terdiri dari 60 pulau dengan total wilayah seluas 487 km². Pulau terbesarnya adalah Kangean, Paliat dan Sepanjang. Masyarakatnya sangat ramah, sopan, dan agamis. Bahasa dan tutur katanya beraneka ragam. 
Di Sapeken dan pulau kecil di sekitarnya, penduduknya terbiasa menggunakan bahasa Bajo, Mandar, Makasar, Bugis dan bahasa lainnya dari Sulawesi. Sedangkan penduduk Kangean khususnya yang tinggal di Kec.Arjasa menggunakan bahasa khas Kangean. Katanya bahasa Kangean mirip dengan bahasa Madura, namun faktanya bahasa Kangean tidak dipahami oleh sebagian besar orang Madura.
Jika di Bangkalan kerbau berkembang lebih disebabkan oleh dukungan wilayah yang cukup berair (rawa), di Kangean kerbau berkembang diduga karena faktor penduduknya yang berasal dari Sulawesi. Mengingat budaya beternak kerbau di Sulawesi (terutama bagian Selatan) sangat tinggi. Namun tentu saja dukungan wilayah Kangean yang mayoritas terdiri dari hutan, rawa dan dataran rendah berair juga menjadi faktor penentunya. 


Dengan jumlah populasi kerbau tertinggi di Jatim, Kangean bisa dirancang menjadi sentra pengembangan dan pembibitan kerbau potong Jawa Timur di masa mendatang. Adapun faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan adalah sebagai berikut: 
Faktor yang menjadi kekuatan untuk “Menjadikan Kangean Sebagai Sentra Kerbau Potong Jatim” adalah: pertama, Sumber Daya Manusia. Di Madura sejak 2010 telah berdiri UPT Pembibitan Ternak dan Kesehatan Hewan Madura. UPT yang berlokasi di Jalan Raya Pamekasan-Sumenep KM.08 Ds.Grujugan Kec.Larangan Kab.Pamekasan ini milik Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. Wilayah kerja UPT meliputi 4 kabupaten di Madura, yakni Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep). 
Saat ini UPT Pembibitan Ternak dan Kesehatan Hewan Madura telah memiliki 3 (tiga) orang pejabat Fungsional Pengawas Bibit Ternak (Wasbitnak). Peran wasbitnak ini sangat diharapkan demi kesuksesan program, dimulai dari tahap awal perumusan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan di lapangan. Jika kerja dan karya ini berhasil, maka tak berlebihan dikatakan, “Sukses Wasbitnak Jatim menjadi kesuksesan tim bibit Jawa Timur dan nasional secara keseluruhan dalam mengawal program perbibitan ternak nasional.” 
Kedua, Ternak. Populasi kerbau tertinggi di Jatim ada di Kangean. Mutu genetik ternak kerbau di Kangean bisa bertahan 'stabil' hingga hari ini mungkin saja karena ada budaya kerapan kerbau. dalam bahasa setempat karapan kerbau disebut dengan istilah mamaji. 
Selain kerbau ternakan, di kepulauan ini juga terdapat kerbau hutan yang masih liar terutama di P.Paliat bagian Selatan dan Tenggara. Kerbau yang diternakkan adalah jenis kerbau lumpur atau kerbau potong.  Sedangkan kerbau hutan yang masih liar belum bisa dipetakan karena belum ada penelitian tentang itu. Mungkin saja ia masuk kelompok Bubalus arnee, kelompok Bubalus depresicornis (anoa) atau termasuk kelompok Bubalus quarlesi. Atau bukan termasuk kelompok kerbau yang sudah dikenal selama ini.
Ketiga, Lahan. Kepulauan Kangean mayoritas terdiri dari kawasan hutan, dengan rincian luas hutan di masing-masing pulau: P.Kangean (24.879 Ha), P.Paliat (3.807,5 Ha), dan P.Sepanjang (7.639,1 Ha). Jumlah total luas hutan sebesar 36.326,1 Ha. Atau 74% dan kawasan hutan seluruh Madura (49.280 Ha). Hutan di kepulauan ini sangat mendukung kekayaan sumberdaya genetik hewan (SDGH). 
Selain terdapat kerbau hutan, di Kepulauan Kangean terdapat juga macan tutul (di Ramoksalengkak, Batulawang dan Gung Eteng-Kangean), rusa (di P.Sepanjang dan Saobi), burung gosong (Saobi), kijang (Kangean dan Paliat), dan ayam hutan hijau (hampir seluruh wilayah hutan). 
Selain kawasan hutan, di musim kemarau, di mana tanaman pangan tidak mampu dibudidayakan penduduk setempat, maka lahan pertanian berubah menjadi padang penggembalaan dengan luas ribuan hektar.  



Adapun faktor yang menjadi kelemahan yang bisa menghambat suksesnya program ini yaitu: pertama, Sumber Daya Manusia (SDM). Peternak di Kangean jumlahnya ribuan orang. Hal ini bisa dipahami karena profesi mayoritas penduduknya adalah petani, peternak dan nelayan. Namun faktanya mereka masih beternak ala kadarnya dengan gerakan munfarid (sendiri-sendiri).  Peternak belum bergerak secara berjamaah dan tergabung dalam sebuah kelompok peternak apalagi membentuk Gapoktan/Gapoknak.  
Kedua, ternak.  Perkembangan kerbau sangat lamban dan sulit berkembang juga disebabkan oleh faktor internal atau alamiah si ternak kerbau sendiri, seperti berahi diam (silent heat), masa kebuntingan yang lama, jarak antar kelahiran yang panjang, dan juga kematian gudel yang sangat tinggi di masa awal kehidupan kerbau.  
Ketiga, lahan sebagai basis ekologi penyedia pakan ternak.  Umumnya, peternak di Kangean masih mengandalkan ‘tangkapan’ rumput dan hijauan pakan ternak dari ‘kebaikan’ alam.  Padahal curah hujan di Kangean sangat rendah.  Di samping itu, belum ada upaya untuk introduksi hijauan pakan ternak (HPT) unggul dari jenis rerumputan (graminae) maupun jenis kacang (leguminosa). Pola peternakan semi intensif saat musim hujan dan full ekstensif saat musim kemarau tanpa diimbangi dengan ketersediaan hijauan bergizi tinggi dan air minum yang cukup dan mudah dijangkau ternak juga menyebabkan kerbau belum bisa berproduksi secara optimal.  
Keempat, teknologi. Teknologi tepat guna dalam pemeliharaan dan pembibitan kerbau belum dipahami oleh peternak setempat. Bagaimana cara dan teknik seleksi untuk mendapatkan ternak bibit yang baik; bagaimana teknik menyiapkan pakan yang cukup (jumlah dan mutu) dan bagaimana cara pemberian pakan; serta bagaimana perawatan dan pemeliharaan ternak secara baik dan tepat belum dikenal oleh peternak. Peternak masih mengandalkan tradisi turun temurun dari nenek moyang dalam menjalankan usahanya. 

Tabel 2. Jenis Ternak dan Populasinya di Kangean
No
Kecamatan
sapi
kerbau
kuda
kambing
domba
ayam kampung
itik
entog
1
Arjasa
12.335
3.918
808
3.375
98
28.325
1.582
320
2
Kangayan
6.516
708
230
3.412
0
14.223
537
0
3
Sapeken
4.066
407
71
1.565
0
21.387
1.095
0
Total
22.917
5.033
1.109
8.352
98
63.935
3.214
320
(Sumber: Dinas Peternakan Kab.Sumenep 2015 Triwulan III)

Bulan Oktober 2015 silam saya untuk kali pertama berkunjung ke Kangean. Salah satu keluhan peternak kerbau di sana adalah terkait dengan keterbatasan pejantan pemacek untuk mengawini kerbau betina. Penyebabnya? Selain digunakan untuk kerapan kerbau sehingga harganya melambung tinggi, pemberian jamu dengan dosis berlebihan telah menyebabkan pejantan yang dikerap memiliki mutu sperma yang kurang baik.  Di Kangean juga telah terjadi pengurasan kerbau jantan dengan dijual ke luar pulau (terutama ke Kalimantan Selatan) karena permintaan sangat tinggi. Imron, peternak kerbau asal Arjasa yang beristrikan orang Bugis menuturkan, “Seekor gudel jantan umur 4-5 bulan sudah dihargai sekitar 10-15 juta per ekor tergantung bagus tidaknya ternak.”  Di sisi lain, belum ada satu orang pun petugas kawin suntik (IB) baik dinas maupun swadaya yang masuk dan bertugas di Kangean. Praktis teknologi IB belum dikenal oleh masyarakat setempat.
Adapun peluang pengembangan dan pembibitan kerbau di Kangean didasari oleh kenyataan bahwa kebutuhan kerbau secara nasional dengan mutu genetik yang baik masih sangat tinggi. Masyarakat masih memerlukan kerbau potong yang digunakan sebagai bibit untuk dikembangkan di daerah lain dan atau untuk perbaikan mutu genetik kerbau di lokasi lain maupun dijadikan sebagai ternak potong untuk produksi daging. Sedangkan tantangan yang barangkali perlu diantisipasi dan segera dicarikan solusi terkait dengan pengembangan kerbau di Kangean maupun di lokasi lain adalah: Pertama, tingginya angka pemotongan kerbau baik betina produktif maupun pejantan pemacek untuk produksi daging merah di dalam negeri. Kedua, konsumen daging kerbau masih terbatas pada daerah tertentu saja dan belum merata di seluruh wilayah Indonesia, sebagaimana daging sapi.

Apa Salah Kerbau?
“Kerbau semakin banyak diperbincangkan, populasinya justru makin menurun.” Pada Tahun 1991 populasi kerbau nasional sebesar 3,5 juta ekor.  Semakin hari jumlahnya makin menurun. Untuk menghambat laju penurunan kerbau pada 1995 pemerintah menerbitkan Buku “Pedoman Pengembangan dan Perbaikan Ternak Kerbau di Indonesia” yang merupakan hasil kerjasama Departemen Pertanian dan FAO. Kalao saya telaah, apa yang dipaparkan dalam buku tersebut yang disusun lebih dari 20 tahun lalu ternyata masih saja terjadi hingga kini.  Kendala-kendala eksternal pengembangan dan pembibitan kerbau di Indonesia belum juga terselesaikan. Populasi kerbau hasil PSPK 2011 justru hanya tersisa 1,3 juta ekor saja. Sebenarnya apa salah kerbau?
Kerbau dan beragam SDGH di dalam negeri tidak salah. Semua kekayaan hayati ini disediakan Tuhan untuk menunjang kehidupan umat manusia sehingga bisa menjalankan misinya di planet bumi. Yakni untuk beribadah dan menjadi khalifah (pemimpin, pengatur, dan pengelola) di bumi. Jika ada ‘masalah’ pada kerbau dan ternak lain maka yang patut disalahkan adalah manusianya, bukan ternaknya. Oleh karena itu, jika kita menginginkan agar kerbau dan ternak lainnya bisa berkembang dan berproduksi secara optimal maka manusianya mesti bergerak bersinergi bukan malah berkompetisi.   
Siapa subjek yang harus berjalan secara sinergi untuk mengorbitkan ‘kerbau’ sebagai alternatif dalam penyediaan pangan dan berbagai keperluan lainnya bagi penduduk negeri ini dan dunia? Pertama adalah peternak kerbau. Kerbau adalah objek dan peternak adalah subjek. Kerbau telah ditundukkan oleh sang pencipta untuk kebutuhan manusia. Kerbau mudah sekali ditangani walau badannya jauh lebih besar dibanding si empunya. Dan tugas peternak adalah meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas kerbau yang dimilikinya dengan meningkatkan kecerdasan skolastik, komunikasi dan finansial.
Peternak bisa mengoptimalkan kerbau miliknya dengan menerapkan pola pemeliharaan ternak yang baik (Good Farming Practices/GFP). Peternak juga diharapkan mampu menerapkan pola pembibitan ternak kerbau yang baik (Buffalo Good Breeding Practices/BGBP) yang berpedoman pada Permentan No.56/Permentan/OT.140/2006. Dan untuk lebih meningkatkan kesuksesan dalam pengelolaan kerbau potong di Kangean peternak bisa juga berpedoman kepada Permentan No.48/Permentan/OT.140/2011 tentang Perwilayahan Sumber Bibit dan Peraturan Pemerintah No. 48/2011 tentang Sumberdaya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak
Subjek kedua adalah masyarakat. Lewat pembentukan kelompok peternak (dan juga gapoktan/gapoknak) yang diinisiasi oleh dinas, peternak mandiri di masing-masing desa/kecamatan perlu diberikan inspirasi dan terus dimotivasi agar mau berjamaah dan meninggalkan sikap munfarid dalam menjalankan usaha dan bisnis peternakan kerbaunya. Di samping itu pengusaha peternakan (alias pihak swasta) juga bisa didorong untuk menerjuni usaha dan bisnis peternakan kerbau ini dengan berbagai insentif yang diberikan pemerintah.
Subjek ketiga adalah pemerintah/dinas.  Pemerintah selain menyediakan dana penguatan modal usaha kelompok (PMUK) dan sarana/prasarana pendukungnya, juga diharapkan bisa mengangkat para ahli peternakan (SPt atau Drh) untuk ditempatkan di Kangean guna mengawal kegiatan pengembangan dan pembibitan ternak kerbau.
Jika ketiga subjek peternakan tersebut mampu bersinergi dalam gerak, maka “Menjadikan Kangean Sebagai Sentra Kerbau Potong Jawa Timur,” bukan lagi menjadi wacana dan impian semata.  
Terakhir, Jika Pulau Sapudi dijadikan sebagai Sentra Pengembangan dan Pembibitan Sapi Madura dan Domba EG Sapudi, maka langkah tepat jika menjadikan Pulau Kangean sebagai sentra pengembangan kerbau lumpur di Jatim di samping sebagai Pusat Penangkaran Ajem Tarata (atau Ayam Hutan Hijau) dan Ayam Bekisar alias ajem cukir
Pepatah Arab bilang, “Barangsiapa berjalan pada jalannya, maka dia akan sampai pada tujuannya.” 
Semoga impian ini bisa terwujud. Aamiin.  





Kawanan kerbau yang sedang merumput di lahan pertanian yang tidak bisa ditanami tanaman pangan karena kemarau panjang dan ketersediaan air terbatas


======
*Abdurrahman Arraushany adalah nama pena dari Abdul Rohman, SPt (Pengawas Bibit Ternak Ahli Pertama di UPT Pembibitan Ternak dan Kesehatan Hewan Madura Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur).

3 komentar:

  1. Agen BOLAVITA ingin mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa bagi yang menjalankan �� .

    Dalam bulan ini kami menyediakan BONUS yang cukup menarik untuk Anda baik member baru maupun member setia BOLAVITA.
    �� Bonus Welcome Back Rp 200.000
    �� Bonus 10% untuk new member (SPORTSBOOK & SABUNG AYAM)
    �� Bonus 5% Deposit Harian (SPORTSBOOK & SABUNG AYAM)
    �� Bonus Deposit Harian 10% untuk permainan BOLA TANGKAS
    �� Bonus Referral 7% + 2%
    �� Bonus Rollingan 0.5% + 0.7%
    �� Diskon Togel KLIK4D & ISIN4D up to 66%
    �� Bonus Cashback 5% - 10%
    �� Bonus Cashback Bola Tangkas 10%
    �� Bonus Flash Deposit Setiap Jumat 10%
    �� Bonus Extra BIG MATCH 20%

    Dengan minimal Deposit hanya Rp 50.000 sudah dapat memainkan permainan yang kami sediakan. .

    Daftar sekarang juga di www.bolavita.ltd.

    Untuk info selanjutnya, bisa hubungi kami VIA:
    BBM : BOLAVITA / D8C363CA
    Whatsapp : +62812-2222-995
    Livechat 24 Jam

    BalasHapus

  2. Untuk anda yang hobi adu ayam... Tonton pertandingan sabung ayam live secara langsung di smartphone Android & iPhone anda...

    Download aplikasinya sekarang juga.. Pertandingan adu ayam live ini disiarkan langsung dari arena di beberapa negara seperti Filipina, Peru, Laos dan Dominika.

    Caranya kunjungi saja Link disamping ini :

    Klik disini untuk melakukan daftar akun : http://bit.ly/2tmS7gL !

    #s128

    BalasHapus
  3. Agen Judi Online Deposit Via E-Money Linkaja | Ovo | Gopay | Dana | Sakuku | Paytren Dan Lainnya. Bisa Anda Kunjungi Situs Bolavita !

    Agen Bolavita Sudah Berdiri Sejak 2014 Menjadi Agen Judi Online Yang Cukup Populer Di Indonesia.

    Menyediakan Berbagai Jenis Judi Online, Seperti :
    » Sabung Ayam Online
    » Sporstsbook / Judi Bola
    » Casino Live
    » Slot Online
    » PokerVita
    » Tangkasnet
    » Tembak Ikan Online
    Dan Masih Banyak Lainnya.

    Pendaftaran Atau Info Selengkapnya Bisa Hubungi Kontak Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :

    » Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
    » ID Telegram : @bolavitacc
    » ID Wechat : Bolavita
    » ID Line : cs_bolavita

    BalasHapus