ITIK DEBUNG
Asa Baru
Perunggasan Jawa Timur
Oleh Abdurrahman Arraushany*
Leher
berkalung putih menjadi ciri khas Itik Debung. Dengan bobot badan dewasa antara
1,5-3 kg itik berbulu hitam keabuan campur hijau asal Bangkalan dengan area
penyebaran se-pulau Madura terutama bagian Barat ini diharapkan merajai pasar
Madura, Surabaya dan Jawa Timur, bersinergi dengan Itik Mojosari asal Mojokerto
yang lebih dulu beken.
Ada yang pernah 'jengkel' mengantri selama 1 jam di RM Bebek Sinjay Bangkalan? Yang pernah, ngacung!!!
Jika Anda penikmat kuliner berbahan dasar daging bebek atau itik, rugi kalau tidak pernah merasakan nikmatnya bebek goreng ala Sinjay Bangkalan. Bebek goreng yang disajikan dengan sambel pencit ala Madura ini memang rasanya yummy dan berhasil membuat para pengunjungnya ketagihan. Termasuk kami. Setiap melaksanakan perjalanan ke Pulau Madura hampir bisa dipastikan kami mengunjungi rumah makan ini. Disela menunggu makanan yang kami pesan dihidangkan di meja kami, saya mencoba bertanya ke salah satu pramusaji di RM tersebut, "Mas, daging bebeknya ini didapat dari mana? Bebek lokal daerah sini atau diimpor dari Jawa?" Secara meyakinkan si Mas nya menjawab, "Bebeknya asli Bangkalan, Pak."
Bebek asli/lokal Bangkalan? Bebek jenis
apakah itu? Adakah Madura khususnya Bangkalan punya bebek asli/lokal,
mengingat wilayahnya yang mayoritas kering, tandus dan gersang dengan
temperatur yang cukup tinggi? Seiring perjalanan waktu, saya tahu memang
Bangkalan memiliki bebek asli/lokal daerah yang telah lama dibudidaya
masyarakat. Bebek asli/lokal Bangkalan ini oleh masyarakat Bangkalan
dikenal dengan sebutan Itik Debung/Dabung.
Asal
usul dan karakteristik Itik Debung
Itik
Debung/Dabung, dikenal masyarakat Madura khususnya Bangkalan berasal dari Ds.Debung/Dabung Kec.Geger
Kab.Bangkalan. Ir.Sri Pudji
Astuti, MM, mantan Kepala Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak (Barbangnak) Bidang Budidaya Pengembangan Ternak dan Hewan Lainnya, yang saat ini menjabat sebagai Kepala UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Pakan Ternak (UPT PT dan HMT) Batu Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, menyatakan bahwa di akhir Tahun
80-an (tepatnya sekitar Tahun 1986-1988) di Kabupaten Bangkalan pernah
dimasukkan itik Mojosari asal Mojokerto yang terkenal dengan produksi telur
yang tinggi untuk meningkatkan populasi ternak itik di Madura dan memperbaiki
mutu genetik itik asli/lokal Madura. Dari beberapa daerah penyebaran ternak
itik bantuan dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Bangkalan
ini yang mampu bertahan dan berkembangbiak hingga saat ini ada di Desa
Debung/Dabung Kec.Geger Kab.Bangkalan. Informasi
ini dibenarkan Bapak Narji, mantan petugas IB dari Kecamatan Geger-Bangkalan. Nah, dari desa inilah sebutan itik Debung ini
kemudian dikenal masyarakat.
Hingga saat ini informasi berkaitan dengan Itik Debung masih sangat terbatas. Karakteristik
kualitatif belum banyak diidentifikasi dan dipublikasi. Karakteristik
kuantitatif pun (seperti berapa gram bobot telur per butir yang dihasilkan,
berapa berat day old duck/DOD, berat itik dewasa, umur pertama kali bertelur,
jumlah telur dalam setahun, prosentase fertilitas telur, prosentase daya tetas,
pertambahan bobot badan harian itik, berat itik dewasa, dll) belum banyak diketahui
oleh masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan ada mahasiswa dari perguruan tinggi atau peneliti dari Lembaga Pemerintah atau Swasta yang berkenan untuk melakukan penelitian berkaitan dengan Itik Debung ini. Hasil dari penelitian ini sebaiknya dipublikasi sehingga masyarakat memiliki alternatif pilihan untuk menjalankan usaha dan bisnis perunggasan dengan basis sumberdaya lokal asli/lokal daerah.
Sebagai informasi awal berikut karakteristik Itik Debung yang kami jumpai di Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan:
- Jantan dan betina bertubuh tegap dan seperti berdiri (mirip postur tubuh Itik Mojosari)
- Ciri Jantan:
1. Di bagian leher selalu terdapat lingkaran putih membentuk kalung
2. Kepala hitam kehijauan
3. Paruh dan shank berwarna kuning/oranye
4. Warna bulu keabu-abuan dan ada warna putih bada bagian perut dan di bawah ekor
5. Di bagian ekor ada bulu jambul
Betina:
1.Paruh
dan shank umumnya berwarna hitam (kadang-kadang ada juga yang berwarna kekuningan)
2. Bulu berwarna coklat bercampur hitam atau sebaliknya hitam bercampur coklat
3. Warna kerabang telur hijau muda agak keputihan
4. Besar telur lebih kecil dibanding telur entog/itik manila
5. Bentuk telur cenderung bulat bukan lonjong (oval)
Apa yang menjadi keunggulan Itik Debung? Barangkali dari hasil adaptasi
dengan iklim dan cuaca Madura yang panas dan kering, itik Debung ini bisa dikatakan tidak membutuhkan banyak air. Sehingga itik jenis ini sangat cocok jika dibudidayakan di daerah-daerah Indonesia bagian timur yang terkenal panas dan kering. Atau bisa juga digunakan sebagai usaha dan bisnis di peternakan itik model kering tanpa air. Selain itu, Itik Debung
sangat mudah dipelihara meskipun ketika diumbar dikenal cukup gesit dan gampang lari. Di Madura, Itik Debung ini umumnya masih dibudidayakan secara semi intensif yakni dikandangkan ketika malam hari dan diumbar diumbar di belakang
rumah atau digiring ke sawah/ladang selepas panen padi dan tanaman pangan
lainnya.
Walaupun faktanya masyarakat Jawa Timur dan Nusantara belum banyak yang
tahu seperti apa sosok Itik Debung ini, namun pengamatan di lapangan
menunjukkan bahwa status Itik Debung saat ini populasinya semakin berkurang dan
relatif sulit ditemui di daerah asalnya (terancam punah). Selain eksploitasi besar-besaran untuk
mengejar permintaan yang tinggi oleh warung-warung bebek di Madura dan
Surabaya, tanpa diimbangi upaya yang terarah dan berkesinambungan untuk
meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas ternak itik ini, Itik Debung ini ternyata
juga kalah pamor dengan saudara dekatnya, terutama itik Mojosari, yang memang telah
mendapat perhatian lebih dahulu oleh masyarakat peternak itik di Jawa Timur dan
juga nasional.
Telur di dalam ember adalah telur Itik Debung. Sedangkan yang lonjong dan berwarna putih yang ada di tanah adalah telur Entog. Itik Debung dan Entog ini dipelihara dalam satu kandang.
Upaya
penyelamatan dan pengelolaan SDGH ITIK DEBUNG
Itik
asli/lokal Madura ini sudah lama dipelihara masyarakat peternak di Madura. Hanya saja itik jenis ini kemungkinan besar belum
banyak dikenal masyarakat perunggasan di Jawa Timur sendiri, apalagi di Indonesia.
Hal ini terbukti jika kita bertanya kepada mbah google tentang itik Debung ini,
maka jawaban yang akan kita terima adalah: zonk (alias kosong).
JUMLAH
POPULASI TERNAK ITIK
DI MADURA
DAN JAWA TIMUR TAHUN 2014
|
|||||
NO
|
KABUPATEN
|
ITIK/BEBEK
|
%
|
ENTOG
|
%
|
1
|
BANGKALAN
|
54.045
|
31
|
37.700
|
45
|
2
|
SAMPANG
|
14.048
|
8
|
13.465
|
16
|
3
|
PAMEKASAN
|
47.957
|
28
|
21.230
|
25
|
4
|
SUMENEP
|
55.738
|
32
|
12.217
|
14
|
SE-MADURA
|
171.788
|
100
|
84.612
|
100
|
|
5
|
JAWA TIMUR
|
4.912.393
|
1.261.425
|
||
% Itik di
Madura Terhadap Jawa Timur
|
3,50
|
6,71
|
Dari
tabel di atas disimpulkan bahwa populasi itik (tidak termasuk entog) di seluruh
Jawa Timur pada Tahun 2014 diperkirakan mencapai 4.912.393 ekor. Sedangkan jumlah itik di seluruh Madura
diperkirakan mencapai 171.788 ekor. Atau ‘hanya’ 3,5% dari populasi itik di
Jawa Timur. Walaupun angka populasi itik di seluruh Madura ‘cuma’ 3,5% saja
dibanding populasi Jawa Timur, namun jika dirupiahkan nilainya cukup membuat
kita ngiler, yakni sebesar Rp 10.307.280.000 alias 10,3 Miliar (catatan per ekor diharga Rp 60 ribu).
Wow.
Informasi
dari Dinas Peternakan atau Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan
kesehatan hewan kabupaten di seluruh wilayah Madura, dari populasi itik yang
ada (entog tidak termasuk didalamnya), Itik Debung diperkirakan menempati
posisi sebesar 25-35% dari populasi itik di Madura. Atau populasi berkisar antara 42.947 – 60.126
ekor. Sisanya, populasi itik di Madura terdiri
dari itik ‘nano-nano’ yakni Itik Mojosari, Bebek Peking, itik Alabio, dll atau
itik hasil persilangan dari itik yang ada.
Oleh
karena itu, kita perlu untuk melakukan upaya penyelamatan dan eksplorasi sumberdaya
genetik hewan/ternak (SDGH/T) ini secara baik dan terarah sebelum ‘kiamat kecil’ hilangnya
kekayaan hayati dari Jawa Timur dan nasional tersebut benar-benar terjadi.
Selain
Al-Qur’an dan As-Sunnah yang terjamin kebenarannya, yang merupakan panduan
hidup yang diturunkan Allah swt dan disampaikan oleh Rasulullah saw kepada umat
manusia akhir jaman, barangkali Peraturan pemerintah No.48 tahun 2011 tentang Sumber
Daya Genetik Hewan (SDGH) dan Perbibitan Ternak yang dikeluarkan Kementerian
Pertanian bisa kita gunakan sebagai panduan dan pegangan.
Sebagai
langkah nyata, dalam rangka menyelamatkan dan mengelola secara optimal Itik
Debung saat ini dan di masa yang akan datang, kami telah menyampaikan informasi
tentang Itik Debung ini ke beberapa stakeholder
(di antaranya dosen dan mahasiswa beberapa Fakultas Peternakan [Unpad-bandung,
Undip-Semarang, UB-Malang], Balitnak-Ciawi, dan pejabat dinas peternakan
provinsi maupun kabupaten). Namun sepertinya belum ada yang berminat untuk melakukan penelitian Itik Debung ini. Padahal diharapkan hasil penelitian tersebut bisa digunakan
sebagai acuan dalam penetapan rumpun/galur Itik Debung sebagai SDGH asli/lokal
Jawa Timur, menyusul Itik Mojosari yang telah ditetapkan terlebih dahulu Tahun
2012.
Sembari
'menunggu' ada mahasiswa dan peneliti yang melakukan penelitian tentang Itik Debung ini, kami Petugas Dinas di UPT Pembibitan Ternak dan Kesehatan Hewan Madura Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur senantiasa bergerak dan berkarya mencerdaskan
peternak-peternak itik di Madura demi menyumbangkan butiran
pasir dalam mensukseskan Program Swasembada Protein Hewani yang dicanangkan
pemerintah. Bimbingan dan pembinaan ini dilakukan dengan mensinergikan dengan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) bantuan pemerintah berupa ternak sapi dan kambing di Bangkalan.
Dengan
‘mengurusi’ itik asli/lokal di daerah-daerah kantong itik atau di sentra sumber
bibit itik secara baik dan terarah, impian penduduk Indonesia untuk mengkonsumsi
daging 42 kg/kap/tahun agar mampu menyamai konsumsi per kapita penduduk dunia dewasa
ini dapat terwujud dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Semoga
Allah swt mewujudkan upaya mulia kita ini dan mencatatnya sebagai amal sholeh. Aamiin.
======
*Abdurrahman Arraushany adalah nama
pena dari Abdul Rohman, SPt (Pengawas Bibit Ternak Ahli Pertama di UPT
Pembibitan Ternak dan Kesehatan Hewan Madura Dinas Peternakan Provinsi Jawa
Timur).
(Ditulis dan dipublikasi Tanggal 28/2/2017)
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapuskalau di madura bli bebek petelur dimana.mohon infonya
BalasHapusMau beli snakan itik mafura dimana tempatnya,tlg informasikan mau beli sekitar 500 ekor
BalasHapusSilahkan hubungi team kami di WA 0813 2231 3395
BalasHapusJangan Lewatkan Promo Spesial Agen Bolavita :
BalasHapus• Bonus 100% Menang Beruntung 8x, 9x, 10x
• Bonus Deposit Pertama 10% ( New Member )
• Bonus Harian 5%
• Bonus Cashback 5% - 10% Tiap Minggu
• Bonus Referral 7% + 2% (seumur Hidup)
Bolavita Adalah Agen Judi Online Terpercaya Di Indonesia » Berdiri Sejak 2013
Permainan Judi Online Yang Tersedia Sangat Lengkap !
Menyediakan Deposit & Withdraw Via :
» GOPAY | OVO | LINKAJA | DANA | SAKUKU | PULSA | SEMUA JENIS REKENING BANK DI INDONESIA.
Permainan Populer :
• Sabung Ayam S128
• Sabung Ayam SV388
• SLOT ONLINE
• CASINO ONLINE
• TEMBAK IKAN
• JUDI BOLA ONLINE
Link Pendaftaran »» Klik»» https://bit.ly/3b2Tnq7
Kontak WhatsApp »» Klik»» Klik Link : https://bit.ly/aktif24jam
Link Layanan Live Chat (24 Jam Online) »» Klik»» https://bit.ly/2VD8fER
Judi Online Deposit Ovo
BalasHapusJudi Online Deposit Gopay
Judi Online Deposit Linkaja
Judi Online Deposit Dana
Judi Online Deposit Sakuku
Judi Online Deposit Pulsa Tanpa Potongan
Judi Online Deposit Bank BTPN
Judi Online Deposit Bank BTN
Judi Online Deposit Bank Permata
Promo :
★ Bonus 100% (Menang 8x, 9x, 10x Beruntun)
★ Bonus Cashback Mingguan 5% s/d 10%
★ Bonus Deposit Pertama 10%
★ Bonus Referral 7% + 2% Seumur hidup
Hubungi Kontak Resmi Kami Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :
» Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita
Bos jual telor nya ngk bos?
BalasHapusd͎i͎m͎a͎n͎a͎ b͎i͎s͎a͎ m͎e͎n͎d͎a͎p͎a͎t͎k͎a͎n͎ d͎o͎d͎ d͎i͎ pamekasa
BalasHapus