BUDAYA SAPI SONOK
BENTENG
UTAMA DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU GENETIK SAPI MADURA
Oleh Abdurrahman Arraushany*
Dengan gaun indah yang super minim, peserta kontestan berjalan berlanggak lenggok dengan gemulai di atas catwalk, eh cattlewalk. Kulitnya mulus. Dandanannya pun aduhai. Dengan diiringi musik yang cetar membahana mereka tampil bergantian sesuai dengan nomor urut peserta. Di akhir kontes ditentukan pemenang 1,2 dan 3. Aturan baru dalam ‘permainan’ ini dirasa sebagian pihak telah mengubah hakikat awal hiburan ini. Awalnya, pertunjukan ini menjadi hiburan yang mendatangkan senyum dan kebahagiaan bagi juragan dan masyarakat yang menontonnya. Kini pertunjukan ini berubah menjadi kompetisi yang mengancam hubungan kekeluargaan dan tali silaturahmi. Kenapa? Karena hampir semua juragan kemudian mengambil prinsip Machiavelli yang menghalalkan segala cara agar ‘anak didiknya’ bisa menang. Apapun akan dilakukan yang penting menang. Ada yang tirakatan. Ada yang main jampi-jampi. Bahkan ada juga yang minta bantuan dukun.
Stop!! Kita tidak sedang membahas kontes kecantikan wanita “prasejarah masa kini” di Indonesia (Putri Indonesia, Miss Indonesia, Putri Pariwisata Indonesia dan Miss Indonesia Earth). Atau kontes kecantikan wanita “jahiliyah modern” dunia (Miss World, Miss Universe, Miss International, Miss Earth, Miss Supranational dan Miss Grand International). Yang sedang kita bahas adalah Miss Sapi Sonok
SAPI SONOK, SALAH SATU SENI DAN BUDAYA DI PULAU MADURA
Seni dan budaya Sapi Sonok lahir dari kecintaan masyarakat Madura terhadap hewan (sapi). Budaya dan seni ini lahir dari kebiasaan masyarakat yang suka ngopi di warung-warung kopi pada dini hari. Kebiasaan ngopi ini terasa kurang ‘sedap’ tanpa disertai dengan kegiatan ngerumpi alias nge-gosip yang membicarakan persoalan hidup mereka dan juga kondisi tetangga.
Seorang petani-peternak Muslim yang taat agama merasa geli dengan pembicaraan sia-sia tersebut. Ia mencoba menawarkan alternatif dengan tindakan nyata. Ia mengawali “dakwahnya” dengan membawa sapi miliknya yang sudah dimandikan di rumah menuju warung. Sapi yang cantik tersebut kemudian diikat di pohon dekat warung sehingga bisa dilihat para penikmat kopi. Komentar bermunculan, “Sapi itu punya siapa? Bagus ya. Warnanya merah menyala. Kulitnya mulus. Badannya gemuk.”
Kebiasaan membawa sapi ke warung ini terus dilakukan secara konsisten. Lambat laun kebiasaan membawa sapi ke warung ini diikuti oleh petani-peternak yang lain. Maka setiap pagi di dekat sebuah warung kopi berjejer dengan rapi sapi-sapi betina yang sangat cantik. Sapi yang berjejer rapi yang diikat dengan tali di tonggak pohon atau kayu yang disediakan pemilik warung kopi ini di kemudian hari dikenal dengan Sapi Taccek atau Sapi Cangkean. Atau versi lain disebut Sapi Pajhengan (Sapi Pajangan).
Bermula dari Sapi Taccek ini, petani-peternak kemudian mencoba memasangkan dua ekor sapi betinanya dan sapi tersebut diperintah untuk berjalan beriringan. Trial and error pun dilakukan. Sampai didapatkan sepasang sapi yang ‘seragam’ dan memiliki ‘chemistry’ mulai dari besar tubuh, kesamaan warna, kesamaan gerak langkah dan yang lainnya. Sepasang sapi ini di kemudian hari dikenal dengan istilah Sapi Sonok. Dalam perkembangan selanjutnya, baik Sapi Taccek dan Sapi Sonok ini kemudian dilengkapi dengan baju dan hiasan sapi, mahkota pada tanduk, musik, tarian dan yang lainnya.
Dalam pertunjukan Sapi Sonok, sapi diperintah untuk berjalan dari gapura start menuju ke gapura finish. Di Gapura finish sepasang Sapi Sonok disuruh masuk (SOro nyoNOK, soro = disuruh, nyonok = masuk) melewati pintu. Dalam versi lain, Sapi Sonok diperintah untuk menaikkan kakinya ke sepotong kayu yang ada di gapura finish dan bercermin. Kaki naik dalam bahasa Madura disebut sokonah nongkok. (Sokonah = kakinya, nongkok = naik). Inilah dua versi berkaitan dengan asal usul dari istilah Sapi Sonok.
Sejak kapan budaya sapi sonok ini terbentuk dan terlembagakan di masyarakat? Tidak ada keterangan yang pasti yang bisa memuaskan akal kita. Namun Dr.Farahdilla Kutsiyah, SPt, MP, seorang PNS di Bapeda Pamekasan yang juga seorang dosen di Fak.Pertanian Prodi Peternakan Universitas Madura (UNIRA) dalam buku “Sapi Sonok dan Karapan Sapi; Budaya Ekonomi Kreatif Masyarakat Madura” mencoba menyampaikan informasi bahwa “Budaya Sapi Sonok ini dikenalkan pada Tahun 1940-an oleh seorang Kepala Desa di salah satu Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan. Namanya H.Achmad Hairudin, Kepala Desa Dempo Barat (lama).” Namun informasi tersebut terbantahkan oleh bukti sejarah yang ditemukan di Kabupaten Bangkalan. Bahwa sejak Jaman Penjajahan Belanda, atau lebih awal dari masa itu, Sapi Sonok sudah ada di masyarakat dan menyatu dengan kehidupan masyarakat Madura.
Dekorasi Sapi untuk Sapi Sonok di Bangkalan 08 Oktober 1922. Sayangnya tidak
ada penjelasan siapa yang membuatnya
(Sumber: wikimedia.org).
Sapi Sonok
di Pamekasan (sumber: Janne Hillary 08 April 2015)
SENI
DAN BUDAYA SAPI SONOK DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU GENETIK SAPI MADURA
Setiap peternak tentu berkeinginan agar sapi yang dipeliharanya mendapat pengakuan masyarakat sebagai ‘SAPI UNGGUL’. Kenapa? Karena banyak hal yang akan didapatkan oleh peternak seperti meningkatnya harga jual sapi, prestise dan lainnya. Pertanyaannya adalah: apa kriteria yang digunakan untuk menyematkan sebutan ‘SAPI UNGGUL’?
Jika yang dikata SAPI UNGGUL adalah sapi yang memiliki bobot badan dewasa lebih dari 1 ton, maka Sapi Madura tidak masuk dalam kategori unggul. Sebab belum pernah ada dalam sejarahnya Sapi Madura memiliki bobot badan mencapai 1.000 kg atau lebih.
Jika yang disebut SAPI UNGGUL adalah sapi yang mampu memproduksi susu lebih dari 30 liter sehari untuk mencukupi kebutuhan pedet dan peternak yang memeliharanya maka Sapi Madura tidak memenuhi kriteria sebagai SAPI UNGGUL. Pasalnya produksi susu induk Sapi Madura sangat rendah. Hanya kisaran 0,5-2 liter saja sehari.
Namun jika SAPI UNGGUL itu diartikan dengan sapi yang memiliki kemampuan memproduksi anak setahun sekali (tunji, setahun siji, setahun satu kali beranak), maka Sapi Madura adalah SAPI UNGGUL. Syaratnya sapi ini mendapatkan kecukupan pakan baik dari segi mutu maupun jumlah. Juga jika dikatakan bahwa SAPI UNGGUL tersebut dimaknai dengan sapi yang memiliki kualitas daging yang tinggi (ditandai dengan kolestrerol rendah dan rasanya kesat dan manis), maka SAPI MADURA ADALAH SAPI UNGGUL. Syaratnya sapi ini harus dipelihara dengan ‘cara modern’ dengan menerapan ilmu pengetahuan turun temurun yang diajarkan oleh Kyai dan Ustadz sejak abad 14 M di Pulau Sapudi.
Membandingkan KEUNGGULAN Sapi Madura dengan sapi lain - apalagi sapi bule dari Eropa, Amerika Serikat dan Australia – tentu bukan langkah bijak. Dan sayangnya ini yang sering dilakukan oleh peternak bahkan oleh para ahli peternakan di dalam negeri. Membandingkan mutu Sapi Madura yang umumnya “bobot badannya ringan dan ukuran tubuhnya kecil” dengan sapi bule unggul yang “bobot badannya berat dan ukuran tubuhnya besar” seperti membandingkan antara anak kelas 3 SD dengan anak kelas 3 SMA. Dengan disodori ‘lembar soal’ dan ‘waktu pengerjaan soal’ yang sama maka kebanyakan dari kita kemudian membuat kesimpulan gegabah bahwa anak kelas 3 SMA LEBIH UNGGUL dibanding anak kelas 3 SD. Tepatkan perbandingan tersebut? Benarkah kesimpulan tersebut?
Sapi dan hewan ternak apapun yang hidup di manapun di seluruh dunia memiliki keunggulan masing-masing dan bisa dicetak menjadi sapi dan ternak unggul. Syaratnya dilakukan proses seleksi terus menerus dan pekawinan secara tertib dan terarah sesuai kriteria yang diharapkan peternak. Seleksi merupakan ‘program khusus’ agar sapi bisa ‘naik kelas’. Sapi bule sudah berkali-kali naik kelas. Sapi Madura bagaimana? Sedangkan perkawinan merupakan ‘program lain’ untuk mengubah komposisi gen pada suatu individu ternak atau populasi ternak.
Mari kita lakukan seleksi dan perkawinan untuk mencipta SAPI MADURA UNGGUL “SIMADU”. Bagaimana methode, cara dan sarananya? Langkah berikut bisa dijadikan alternatif. Pertama, berkaitan dengan methode. Methode mencetak SAPI MADURA UNGGUL “SIMADU” bisa ditempuh dengan 3 langkah atau tahapan:
(1).Peternak sapi
Madura membeli sapi atau mempertahankan sapi yang dimilikinya yang sesuai
kriteria unggul yang ditetapkan peternak, misalnya: cantik sapinya (warna merah
bata dan atau kuning padi) dan besar tubuhnya (bobot badan lebih dari 0,5 ton
alias 500 kg; bentuk proporsional). Pemberian
pakan sesuai kebutuhan baik dalam jumlah maupun mutunya. Kemudian ternak sapi
dirawat sebaik mungkin dengan dasar bahwa sapi juga makhluk ciptaan Allah.
Berbuat baik kepada sapi akan mendatangkan pahala. Menyia-nyiakan sapi dan
menyakitinya akan mendatangkan dosa dan siksa bagi pelakukanya. Sebagaimana yang
disabdakan Nabi saw, “Pada
setiap yang mempunyai hati yang basah (hewan) itu terdapat pahala (dalam
berbuat baik kepadaNya)” [HR Al-Bukhari : 2363]. Juga hadits,
“Kasihanilah
siapa yang ada di bumi ini, niscaya kalian dikasihani oleh yang ada di langit” [HR At-Tirmdzi : 1924].
(2).Peternak tersebut mengajak kepada masyarakat untuk bersama-sama memelihara ternak sapi unggul sesuai kriteria dengan perawatan terbaik (pakan, kandang, kesehatan ternak dan lingkungan dan sebagainya) dan melakukan proses seleksi dan perkawinan dengan baik dan benar. Sapi dengan ciri kualitatif apa yang dipilih, karakter sapi seperti apa yang sebaiknya dipertahankan, bagaimana menjalankan seleksi pada ternak (bisa dilakukan dengan seleksi individu berdasarkan performans ternak maupun seleksi kolektif: untuk menentukan mana individu sapi yang wajib dipertahankan [grade 1], mana sapi yang mubah alias boleh dipertahankan [sapi grade 2], dan mana yang haram dipertahankan [sapi grade 3]), dan bagaimana melakukan program perkawinan silang jika diperlukan (dengan melakukan grading up) tapi tidak mengancam keberadaan sapi Madura asli/lokal?
(3). Pemerintah daerah membentuk UPT Pembibitan Ternak Sapi Madura di masing-masing kabupaten dengan dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai. Pemerintah melengkapinya dengan SDM berkualitas. Jumlah SDM bermutu tersebut diharapkan bisa meng-cover kebutuhan penduduk. Atau dihitung berdasar jumlah populasi ternak dalam suatu hamparan. Idealnya tenaga ahli ini terdiri dari seorang sarjana peternakan dan dokter hewan yang tidak hanya jago dalam ilmu skolastik, tapi juga memiliki ilmu komunikasi dan ilmu finansial.
Kedua, berkaitan dengan cara dan sarana. Peternak, perkumpulan atau paguyuban peternak sapi Madura atau Paguyuban Sapi Sonok dan pemerintah bisa saling bersinergi untuk menerbitkan hasil-hasil penelitian Sapi Madura terbaru berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar bisa meningkatkan performa Sapi Madura secara umum dan Sapi Sonok secara khusus, secara signifikan. Untuk saat ini misi kita adalah meningkatkan ADG Sapi Madura yang sering dikeluhkan pengusaha fedlotter (0,3-0.8 kg/hari) dan meningkatkan bobot badan dewasa nya.
Sholat berjamaah lebih
baik daripada sholat sendirian. Upaya peningkatan mutu genetik Sapi Madura juga
akan lebih baik jika dilaksanakan bersama-sama dibanding dilakukan sendirian.
Untuk itu perlu dibentuk suatu perkumpulan atau paguyuban yang memiliki konsep
yang jelas, methode yang jelas, action dengan dasar keinginan meraih sukses dan
kemuliaan hidup bersama, dan diikat dengan ikatan terkuat (yakni ikatan
tauhid/aqidah Islam/Iman) mengingat lebih dari 98% penduduk Madura beragama
Islam.
Sudah adakah paguyuban Sapi Sonok? Jika ada, dimana lokasinya? Sejak Tahun 1995 telah dibentuk Paguyuban Sapi Sonok seluruh Madura. Paguyuban ini merupakan organisasi yang berfungsi untuk mewadahi, melindungi dan melestarikan Sapi Sonok. Paguyuban Sapi Sonok hingga akhir 2016 hanya ada di 3 kabupaten saja yaitu Kab.Pamekasan (Kec.PAsean, PAkong, BAtumarmar dan WaRU. Saat ini dikenal dengan Kawasan Pembibitan Sapi Madura “PAPABARU”), Kab.Sumenep (Kec.Batu Putih, Ganding, Lenteng, Rubaru, Guluk-Guluk, dan Ambunten) dan Sampang (Kec.Sokobanah). Sedangkan masyarakat di Kab.Bangkalan kurang berminat terhadap Sapi Sonok ini. Apa alasannya? Entahlah. Oleh karena itu, perlu dicarikan solusi supaya di Kab.Bangkalan juga ada yang pelihara Sapi Sonok. Satu di antaranya ditempuh dengan ‘hijrah suci’ seorang anggota Paguyuban Sapi Sonok yang ada di 3 kabupaten lainnya untuk menetap sementara di Kab.Bangkalan.
Budaya Sapi Sonok merupakan
upaya real peternak sapi di Pulau Madura yang terbukti mampu meningkatkan mutu
genetik Sapi Madura. Selama ini memang stereotipe yang ada di masyarakat adalah
bahwa Sapi Madura itu kecil-kecil. Padahal faktanya di Sentra Sapi Sonok
Pamekasan, sapi-sapi milik peternak bisa mencapai 400-700 kg, baik pada jantan
maupun betinanya. Sedangkan untuk ukuran tubuh, sebagaimana yang pernah saya
ukur sendiri di Desa Sana Laok Kec.Pasean Kab.Pamekasan, ukuran tubuh sapi-sapi
di sana jauh lebih tinggi dibanding yang tertera di SNI Sapi Madura
No.7651.2:2013. Sapi Sonok milik
H.Zaenuddin yang sudah partus 3 dengan umur sekitar 5 tahun misalnya, memiliki
bobot badan 690 kg.
Di berbagai literatur dikatakan bahwa bobot badan Sapi Madura berkisar antara 200 kg – 750 kg pada jantan. Keragamannya sangat tinggi. Apa penyebabnya? Tentu adanya keragaman mutu genetik tetuanya dan perbedaan tatalaksana pemeliharaan ternak (terutama persoalan pakan). Sedangkan pada betinanya antara 200-300 kg. Oleh karena itu, banyak ‘ahli’ peternakan di Indonesia yang kemudian menggolongkan Sapi Madura sebagai ‘bangsa sapi kecil”.
Data ini sepertinya perlu direvisi. Fakta terbaru mengungkapkan bahwa bobot badan Sapi Madura betina di sentra Sapi Sonok Pamekasan ternyata mampu mencapai 400-500 kg. Dengan bobot badan dewasa sebesar ini maka Sapi Madura bisa dikategori sebagai sapi ‘bangsa sapi menengah’. Jika perbaikan mutu genetik terus dilakukan secara terarah dan terkendali tidak menutup kemungkinan betina Sapi Sonok ke depan bisa mencapai 500-800 kg, dan bisa dimasukkan ke kategori ‘bangsa sapi besar.’
Sapi Madura betina tidak akan mendapat sebutan “Sapi Sonok” jika kulit dan bulunya sebagian berwarna putih (padahal di SNI bagian pantat berwarna putih dengan dengan batas yang tidak jelas), tanduk mengarah keluar (padahal SNI menginformasikan tanduk nya mengarah keluar) atau tidak memiliki tanduk, tidak memiliki tanda lahir dan di sekitar mata terdapat warna putih.
Semoga Sapi Sonok yang menjadi etalase Sapi Madura ini bisa bertahan dan terus berkembang di negeri ini. Dan hal itu akan menjadi kenyataan jika ada kepedulian dari generasi muda untuk menjaga dan mengelola SDGH Sapi Madura dengan merujuk kepada Permentan No.36/Permentan/OT.140/2006 tentang Sistem Perbibitan Ternak Nasional, Permentan No.48/Permentan/OT.140/9/2011 tentang Perwilayahan Sumber Bibit, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/ OT.140/3/2012 tentang Persyaratan Mutu Benih, Bibit Ternak, dan Sumber Daya Genetik Hewan; dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/Permentan/ OT.140/03/2014 tentang Pengawasan Produksi dan Peredaran Benih dan Bibit Ternak. Bagi Muslim, rujukan utamanya tentu Al-Quran dan Hadits. Semoga usaha dan bisnis yang dijalankan mendapat barokah dari Allah swt. Aamiin.
===========
*Abdurrahman Arraushany
adalah nama pena dari Abdul Rohman, SPt (Pengawas Bibit Ternak Ahli Pertama di
UPT Pembibitan Ternak dan Kesehatan Hewan Madura Dinas Peternakan Provinsi Jawa
Timur).
(Ditulis Tanggal 22 Februari 2017. Dipublikasi di Blog Tanggal 24/2/2017. Pkl.14:38 wib)
Agen BOLAVITA ingin mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa bagi yang menjalankan 🙏 .
BalasHapusDalam bulan ini kami menyediakan BONUS yang cukup menarik untuk Anda baik member baru maupun member setia BOLAVITA.
📍 Bonus Welcome Back Rp 200.000
📍 Bonus 10% untuk new member (SPORTSBOOK & SABUNG AYAM)
📍 Bonus 5% Deposit Harian (SPORTSBOOK & SABUNG AYAM)
📍 Bonus Deposit Harian 10% untuk permainan BOLA TANGKAS
📍 Bonus Referral 7% + 2%
📍 Bonus Rollingan 0.5% + 0.7%
📍 Diskon Togel KLIK4D & ISIN4D up to 66%
📍 Bonus Cashback 5% - 10%
📍 Bonus Cashback Bola Tangkas 10%
📍 Bonus Flash Deposit Setiap Jumat 10%
📍 Bonus Extra BIG MATCH 20%
Dengan minimal Deposit hanya Rp 50.000 sudah dapat memainkan permainan yang kami sediakan. .
Daftar sekarang juga di www.bolavita.ltd.
Untuk info selanjutnya, bisa hubungi kami VIA:
BBM : BOLAVITA / D8C363CA
Whatsapp : +62812-2222-995
Livechat 24 Jam
PROMO SPESIAL 100% SABUNG AYAM ONLINE | MENANG TARUHAN BERUNTUN -
BalasHapusNikmati Promo Spesial Bonus 100% Khusus untuk Taruhan Sabung Ayam Onlie yang di siarkan secara Live (Langsung) dari Arena yang ada di Negara Filipina !
Pertandingan di liput secara live oleh kru proffesional dari Laga Tournament yang di adakan di negara tersebut ! Minimal Deposit hanya IDR 50.000,- Dan Untuk Taruhannya minimal IDR 20.000,- Saja
Dapat di tonton melalui Aplikasi Khusus yang dapat di download dan di Instal di Smartphone Android / iOS kesaangan anda !
Download Aplikasi Sabung Ayam Livenya sekarang juga ! Klik Di sini <<<===
Tersedia :
» Sabung Ayam S128
» Sabung Ayam SV388
Menerima Transakdi Deposit & Withdraw Menggunakan OVO | GOPAY | LINKAJA | DANA | PULSA dan SEMUA JENIS REKENING BANK DI INDONESIA.
Untuk Informasi selengkapnya, Hubungi Kontak Cs kami yang online 24 Jam dibawah ini :
» Nomor WhatsApp : +62812-2222-995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita