Minggu, 25 Maret 2018

INILAH RAHASIA JATIM SEHINGGA JADI GUDANG TERNAK NASIONAL


12 rahasia YANG DIMILIKI jatim 
SEHINGGA MAMPU menjadi 
gudang ternak nasional
By Abdurrahman Arraushany*

Jawa Timur bisa dikatakan sebagai miniatur peternakan di Indonesia. Hampir semua jenis ternak yang halal dan thayyib (aman, sehat dan utuh) ada di wilayah paling ujung bagian timur Pulau Jawa ini. Saat ini, provinsi tersebut dihuni lebih dari 41 juta warga yang hampir 95%-nya memilih Islam sebagai agama dan jalan hidup (way of life).

Mengapa Jatim terkesan trengginas dan ‘beringas’ membudidaya aneka jenis ternak dan mengembangkan potensinya sehingga mampu menjadi kunci kemajuan dan kebangkitan peternakan di Indonesia? Rahasia apa yang dimiliki Jatim sehingga mampu menyabet aneka prestasi nasional dan internasional di berbagai bidang pembangunan?  Jamu dan ramuan hebat seperti apa yang dimiliki Jatim sehingga sering tampil menjadi jawara dalam ajang lomba bidang peternakan sehingga didapuk menjadi suri tauladan alias role model bagi pengembangan usaha dan bisnis peternakan di Indonesia?

Sebagai orang JA (Jawa Timur Aseli, bukan KW), yang lahir dan besar di Jatim, penulis mencoba melakukan inventarisasi berlandas informasi dan pengalaman yang kami alami sendiri. Hasilnya? Menurut kami setidaknya ada 4 hal pokok yang menjadi kunci rahasia yang dimiliki Jatim sehingga mampu tampil menjadi gudang ternak nasional. Ke empat hal tersebut kemudian kami rinci lebih detail sehingga menjadi 12 hal. Apa saja itu? Coba simak.

SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI SUBJEK PEMBANGUNAN PETERNAKAN DI JATIM

1.       Lebih dari 95% penduduk Jatim memilih Islam sebagai agama dan jalan hidup (way of life)

Tak bisa dipungkiri bahwa keislaman seseorang akan berpengaruh terhadap pola pikir dan pola sikap dari orang tersebut selama menjalani kehidupan di dunia ini.

Saat seseorang memilih Islam sebagai agama dan jalan hidup maka ia akan menjadi orang yang beriman kepada Allah swt dan Hari Kemudian, sebagai konsekuensi dari keislaman mereka. Mereka akan bersemangat mengkaji ilmu baik yang terkategori sebagai ilmu fardlu ain (terkait dengan pelaksanaan ibadah mahdloh seperti sholat, zakat, puasa dan haji) maupun ilmu yang terkategori sebaggai fardlu kifayah (seperti peternakan, pertanian, kedokteran, dll). Mengapa? Hal tersebut dilakukan semata untuk optimalisasi pelaksanaan misi manusia di bumi (yakni untuk beribadah dan menjadi khalifah).

Islam memerintahkan manusia dan umatnya untuk mengkonsumsi makanan/minuman yang halal dan thayyib saja, baik dzatnya maupun cara mendapatkannya. Islam juga mendorong umatnya untuk melakukan serangkaian amal sehingga harta yang ada pada mereka tidak hanya berputar-putar pada orang kaya di antara mereka saja (dengan pelaksanaan zakat, infaq dan shodaqah). Islam juga mendorong umatnya untuk mewujudkan rahmat bagi semesta alam dengan serangkaian syariahnya (seperti pelaksanaan qurban, aqiqah, walimah dan tasyakuran sehingga daging, telur dan susu sebagai pangan halal dan thayyib bisa dinikmati penduduk di suatu wilayah dengan intensitas tinggi). Dan Islam mendorong umatnya untuk berlomba dalam kebaikan dan taqwa, baik kepada sesama manusia maupun kepada mahluk hidup lainnya (flora wa fauna).

Nilai dan ajaran Islam ini jelas memengaruhi pola pikir dan pola sikap penduduk Jatim yang mayoritas Muslim. Sehingga mereka akan dengan antusiasme berupaya siang dan malam untuk menghadirkan sarana yang bisa digunakan untuk optimalisasi ibadah dan menjadi khalifah di bumi dengan mengelola sumberdaya alam yang dianugerahkan Allah swt kepada mereka.  

2.       Adanya kampus peternakan dan kedokteran hewan di banyak wilayahnya

Jatim memiliki kampus peternakan dan atau kedokteran hewan di banyak wilayahnya yang bisa digunakan untuk mendidik putera-puteri terbaik bangsa sehingga menjadi sosok manusia yang menguasai ilmu untuk meningkatkan produksi pangan (perkebunan, pertanian tanaman pangan, dan peternakan) yang dibutuhkan penduduk Jatim dan juga Indonesia Raya. Di Malang saja tak kurang dari 5 kampus yang menyediakan fakultas atau jurusan peternakan. Sebut saja: UB, Unisma, Unmuh Malang, Unitri, dan STTP Malang. Di Kediri ada Uniska. Di Jember ada Unej dan Poltek Jember. Di Surabaya ada Unair. Di Pamekasan ada Unira dan UIM. Dan di Bangkalan ada Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Dan beberapa kampus lainnya di beberapa kota/kabupaten di Jatim.  

Kampus merupakan lembaga pendidikan formal yang bisa digunakan oleh penduduk Jatim dan Indonesia untuk semakin meningkatkan taraf berpikir masyarakat dan semakin mengenal Tuhan dan ciptaan-Nya (manusia, alam semesta dan makhluk hidup lainnya [yakni flora wa fauna]).

Meskipun dunia kampus masih ada kekurangan di sana sini – kesalahan dan kekurangan terbesar dari banyak kampus di Jatim dan di Indonesia adalah kampus hanya mengajarkan keilmuan level 1 (hanya mengindera fakta saja), keilmuan level 2 (pemahaman ilmu dasar/basic) dan keilmuan level 3 (pemahaman ilmu terapan) saja - namun keberadaan kampus-kampus ini setidaknya menjadi wasilah/sarana mahasiswa dan civitas akademika untuk mengenal dan juga mendapatkan ilmu di level 4 (pemahaman hakikat makhluk dan Penciptanya), ilmu level 5 (pemahaman terhadap mabda atau ideologi tertentu yang menawarkan solusi atas setiap problem yang muncul pada manusia dan kehidupan) serta ilmu level 6 (pemahaman terkait metodologi bagaimana menggali hukum untuk menawarkan solusi atas problem yang muncul dan butuh penyelesaian, di mana problem ini sebelumnya tidak pernah ada). Dengan ilmu dan keilmuan level 4,5 dan 6 inilah Indonesia akan mampu tampil menjadi pusat pangan dunia dan memimpin peradaban.

3.       Kelembagaan milik pemerintah yang lengkap di Jatim

Di Jatim, di bawah kontrol Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur ada setidaknya 10 UPT yang mengelola SDGH ternak yang dimiliki Jawa Timur. Ada UPT Tuban yang mengelola dan mengembangkan Sapi Peranakan Ongole (PO). Ada juga UPT Kediri yang mengelola dan mengembangkan aneka unggas jenis itik/entog asli/lokal Jatim (seperti Itik Mojosari, Itik Debung Bangkalan, Bebek Peking, Entog/Itik Manila, dll). Ada juga UPT Magetan yang mengelola dan mengembangkan aneka unggas jenis ayam asli/lokal Jatim (seperti Ayam Gaok, Ayam Kekok dan Ayam Bekisar dari Madura, Ayam Arab, Ayam Bangkok Tuban, dll). Ada UPT Singosari yang mengelola dan mengembangkan Kambing asli/lokal Jatim (seperti Kambing PE Kaligesing, PE Senduro, Kambing Pote Arosbaya, Kambing Kacang, Kambing ‘Costa’ Kalowang, dll). Ada juga UPT Jember yang mengelola domba asli/lokal Jatim (seperti Domba “EG” Sapudi, Domba Ekor Tipis [DET], Dll). Ada juga UPT Batu yang mengelola dan mengembangkan Sapi Perah FH. Selain juga ada UPT Laboratorium di Kab Tuban dan Malang, ada juga UPT Pembibitan Ternak dan Kesehatan Hewan Madura di Pamekasan yang mengelola dan mengembangkan Sapi Madura, sapi jagoan milik Jatim yang darinya lahir Sapi Sonok, sapi tercantik di dunia; Sapi Kerap; dan Sapi Madura ‘sayur’.

Kambing "PE" Senduro. Asal Lumajang Jatim

Selain kelembagaan yang dimiliki Pemprov Jatim, ada juga UPT Milik Pemerintah Pusat yang berlokasi di Jatim. Sebut saja Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIBV) Singosari di Malang, Pusat Veteriner Masyarakat (Pusvetma) di Surabaya, Loka Penelitian Sapi Potong Grati di Pasuruan, BBPP Songgoriti Batu dan BPTP Karangploso Malang. 

4.       Pasar ternak yang tersebar merata di 38 kabupaten/kota di Jatim

Pasar hewan adalah pola lama yang merupakan tempat terjadinya transaksi jual/beli hewan ternak dan aneka hal yang terkait dengannya. Yakni antara penjual dan pembeli bertemu langsung dengan membawa dan melihat secara nyata hewan ternak yang diperdagangkan.

Untuk pasar hewan di Kabupaten Tuban, yang terbesar ada 3: Pasar Hewan Sugihan Jatirogo, Pasar Hewan Kerek dan Pasar Hewan Kota di Semanding. Sedangkan untuk pasar hewan di Pulau Madura, silahkan Anda datangi Pasar Hewan Keppo yang berlokasi di Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan. Jaraknya sekitar 2 km dari kantor UPT Pembibitan Ternak dan Keswan Madura. Sedangkan pasar hewan yang kecil dan mini tersebar di beberapa kabupaten dan kecamatan di Pulau Madura.  

KEKAYAAN SDGH JATIM SEBAGAI OBJEK, LUMAYAN LENGKAP  

5.       SDGH JENIS RUMINANSIA BESAR 

Sumberdaya genetik hewan (SDGH) yang dimiliki Jatim bisa dikatakan cukup lengkap. SDGH (baca: dulu disebut plasma nutfah) milik Jatim ada yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian dengan diterbitkan SK Penetapan, namun ada juga yang masih tahap identifikasi dan inventarisasi.

Untuk SDGH jenis ruminansia besar di Jatim lumayan banyak. Untuk jenis sapi di antaranya: Sapi Madura, Sapi PO, Sapi Galekan, Sapi Rambon-Bondowoso, Sapi ‘Bali’ Pasuruan, dan aneka sapi hasil blasteran antara sapi asli/lokal dengan Sapi Bule atau bangsa sapi eksotik (seperti Sapi Madrasin [Madura x Limousin], sapi LIMPO [Limousin x PO], dan Sapi SIMPO (Simmental x PO]).

Bagaimana dengan kerbau? Kerbau yang dikembangkan masyarakat di Jatim adalah jenis kerbau lumpur. Di mana sentra pengembangan kerbau di Jatim? Tidak disangka, ternyata 2 kabupaten di Pulau Madura menjadi kabupaten dengan populasi kerbau terbanyak di Jatim. Yakni Kabupaten Sumenep, tepatnya di Pulau Kangean (dengan populasi tertinggi di banding kabupaten lain. Populasinya mencapai lebih dari 5.000 ekor) dan di Kabupaten Bangkalan (populasi lebih dari 1.000 ekor).

6.       SDGH JENIS RUMINANSIA KECIL

SDGH Jatim jenis ruminansia kecil yang sudah dikenal penduduk Jatim dan Indonesia yang asli atau berasal dari hasil introduksi dari daerah lain adalah:
  • ·Domba
Ada beberapa jenis domba di Jatim. Domba yang sudah banyak dipelihara penduduk Jatim adalah: Domba Ekor Gemuk "DEG" Sapudi,  Domba Ekor Tipis (DET), Domba Samin, Domba Merino, Domba Texel, dan domba hasil blasteran secara acak di masyarakat.
  •  Kambing
Di Jatim ada banyak jenis kambing yang sudah dikembangkan oleh masyarakat. Di antaranya : Kambing PE Senduro, PE Kaligesing, Kambing ‘Costa’ Kalowang Sapudi, Kambing Pote Arosbaya Bangkalan, Kambing Kacang, Kambing Bligon Tuban, Kambing Sapera (Saanen Peranakan), Kambing Boer Afrika Selatan, dan kambing blasteran hasil perkawinan acak yang ada di masyarakat. 

Kambing "Costa" Kalowang Sapudi


Kambing PE Kaligesing. Banyak dipelihara di Jatim khususnya di Kabupaten Tulungagung, Kediri, Blitar dan Trenggalek

  • ·Rusa
Meskipun belum diusahakan secara komersial, keberadaan rusa di Jatim tidak bisa dianggap remeh.  Selain tanduknya yang dipercaya sebagai obat kuat lelaki, daging rusa juga dianggap sebagai daging merah paling sehat karena rendah kolesterol. Sehingga eksploitasi besar-besaran menyebabkan hewan ini semakin langka dan masuk ke dalam daftar apendix 1 (baca: hewan yang dilindungi).

Jika Anda ingin bertemu rusa dan memuaskan dahaga ber-selfie ria, silahkan datang ke Pulau Bawean Gresik untuk melihat Rusa Bawean; ke Markas Komando Divisi Infanteri 2/Kostrad yang berada di Jl. Raya Malang-Surabaya, tepatnya berada di Singosari-Malang (untuk melihat rusa totol); dan ke Kepulauan Kangean Kab.Sumenep.

7.       SDGH JENIS UNGGAS  

SDGH Jatim jenis unggas yang sudah terkenal secara nasional (dan mungkin internasional) adalah Itik Mojosari. Itik ini dikenal memiliki produksi telur yang tinggi dengan warna kerabang hijau kebiruan yang sangat diminati masyarakat. Telur Itik Mojosari selain cocok dibuat penganan martabak yang lezat juga dipercaya sebagai aprodisiak (baca: meningkatkan kelelakian kaum Adam).

Selain Itik Mojosari, di Jatim juga ada itik unggul. Adalah Itik Debung Bangkalan. Ya, itik ini penampakannya hampir mirip dengan Itik Mojosari yang menjadi tetuanya. Namun, itik ini memiliki ciri khas gelang putih pada lehernya. Untuk bulu, Itik Debung jantan lebih gelap (dominan hitam) dengan penutup bulu agak kehijauan. Dagingnya? Daging Itik Debung berasa lebih gurih dan manis jika dibanding dengan Itik Mojosari. Oh iya, satu lagi. Itik Debung lebih cocok jika dipelihara dengan sistem kering dan di daerah panas sebagaimana asalnya dari Desa Debung Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan.

Selain itik, Jatim juga kaya dengan SDGH ayam Asli/lokal. Sebut saja Ayam Gaok, Ayam Kekok dan Ayam Bekisar dari Pulau Madura; Ayam Bangkok Tuban yang terkenal kehebatan pukulannya (jenis bantam/aduan), dan Ayam Arab.  

Nah, keanekaragaman genetik ini tentu saja menjadi kekayaan Jatim dan bisa menjadi modal berharga yang bisa digunakan untuk perakitan ternak unggulan kelas dunia. Syaratnya ada kepedulian dan sinergi dari segenap pelaku usaha dan bisnis peternakan, baik peternak mandiri skala kecil dan menengah, perusahaan peternakan swasta dalam negeri maupun dari kalangan akademisi dan pemerintah. Dengan kerjasama dan sinergi dari pelaku peternakan, maka kami merasa mencetak ternak unggulan kelas dunia bukan mimpi belaka.

LUASNYA WILAYAH JATIM DENGAN TINGKAT KESUBURAN LAHAN YANG CUKUP TINGGI

8.       Budaya Menanam Hijauan Pakan Ternak (HPT) Unggul tiada banding tiada tanding

Kami pernah menanyakan kepada senior kami yang dulunya pernah menjadi Sekjen ISMAPETI (Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia), Kang Robi Agustiar. Saat ini beliau didapuk menjadi Project Manager IACCB Program, yang menangani SDM Indonesia yang kursus dan magang di Australia untuk belajar peternakan.

“Apa yang membedakan peternak Jatim dengan peternak di provinsi lain di Indonesia?” tanya kami saat bertemu beberapa waktu silam. Dan beliau menjawab, “Budaya menanam Hijauan Pakan Ternak (HPT) unggul peternak Jatim tiada banding dan tiada tanding.”

Entah sejak kapan peternak/petani di Jatim mulai membudidaya HPT unggul di tanah dan lahan yang mereka miliki. Namun, berselang puluhan tahun kemudian, saat ini, siapapun bisa dengan sangat mudah menjumpai aneka HPT unggul yang ditanam baik di pematang sawah/tegalan atau di lahan sawah/ladang untuk mencukupi kebutuhan ternak yang dimiliki sang peternak.

Bagaimana dengan peternak di Madura? Untuk wilayah Madura, ketersediaan pakan memang menjadi faktor pembatas utama pengembangan ternak di Pulau Madura. Jika saja air melimpah sepanjang musim dan kesadaran peternak di Pulau Madura setara dan sama dengan peternak saudaranya di Pulau jawa, tentu carrying capacity ternak di Pulau Garam ini bisa lebih ditingkatkan lagi. Dan peningkatan jumlah populasi Sapi Madura mencapai lebih dari 1 juta ekor akan lebih mudah diraih. 

Rumput Bintang/African Star Grass, rumput yang terkenal dengan daya tahan  terhadap injakan dan tahan kekeringan. Sangat cocok ditanam di Padang gembala.

Rumput Benggala tumbuh subur di Pulau Madura yang kering

Hay. Teknologi pengawetan HPT unggul untuk stock di musim kemarau 


9.       Gunung berapi hampir merata di Jawa Timur

Jatim memiliki gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru.  Gugusan gunung dan bukit di Semeru Bromo dan Tengger menjadi berkah tersendiri bagi penduduk Jatim. Meski kadang menyebabkan korban jiwa dan kerugian akibat bencana alam yang ditiumbulkan, namun tentu saja “setelah gelap terbitlah terang.” Abu vulkanik hasil semburan dan letusan gunung terbukti sangat subur dan cocok untuk pengembangan buah, tanaman pangan dan peternakan.

Tidak hanya itu, deretan Gunung Arjuna, Gunung Welirang dan Gunung Puteri Tidur di Malang dan sekitarnya juga menyimpan potensi alam yang luar biasa. Di Jatim juga ada Gunung Raung di Banyuwangi dan Kawah Ijen di Bondowoso-Banyuwangi serta Gunung Kelud di Kediri-Blitar dan sekitarnya juga menawarkan kesuburan tanah yang luar biasa untuk produksi pangan.

Bagaimana dengan Pulau Madura? Pulau Madura tidak memiliki gunung sama sekali. Yang ada hanyalah dataran rendah dan sedikit perbukitan yang rata-rata berada di kawasan bagian utara dari Pulau Madura. Di wilayah Pamekasan khususnya di daerah Kecamatan Pakong ada daerah yang cukup sejuk, airnya berlimpah sepanjang musim dan kesuburan tanahnya cukup baik. SOMALANG namanya. So dalam bahasa Madura artinya sama. Jadi SOMALANG jika diartikan bebas berarti “Sama dengan Malang.” Di daerah inilah Penjajah Belanda di Tahun 1944 M pernah membangun BALAI SOMALANG bersamaan dengan pendirian Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang-Bandung.  Sayang, hingga hari ini pengelolaan instalasi pembibitan ternak Sapi Madura yang pernah mendatangkan Sapi Santa Gertrudis sebagai upaya untuk meningkatkan produksi susu Sapi Madura (sehingga lahir Sapi ‘Emas’ Pakong di wilayah Pakong) belum terkelola secara optimal.

Selain gunung berapi, Jatim ternyata juga menjadi wilayah DAS (daerah aliran sungai) Bengawan Solo. Meskipun hampir saban tahun kebanjiran, Jatim mendapat berkah dari Bengawan Solo. Sebab, saat banjir melanda air banjir juga membawa material dari daerah hulu yang sangat subur untuk aktivitas pertanian penduduk Jatim di daerah hilir. Dengan aneka buah-buahan dan tanaman pangan inilah penduduk Jatim yang memilih profesi menjadi pekebun dan petani meraih kesejahteraan. Dan, hasil samping (baca: limbah) perkebunan dan pertanian tanaman pangan, ternyata secara sangat baik telah digunakan sebagai bahan baku pakan ternak yang super murah dengan nilai gizi yang super. Contohnya rendeng kangkung, rendeng kedelai/titen, dll.

TEKNOLOGI SEBAGAI PENDORONG DAN PENDONGKRAK KERJA DAN KINERJA MASYARAKAT JATIM

10.    Peternak sudah melek teknologi maju tempo dulu dan juga kini

Sunan Giri Gresik, salah satu WALISONGO, merupakan dai utusan Khalifah dari Negara Khilafah Islam Turki Utsmaniy. Saat melancarkan dakwahnya sehingga penduduk Jatim banyak yang berbondong-bondong memeluk Islam, beliau juga mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat maju di bidang pertanian (dan peternakan) dari Timur Tengah dan Turki ke penduduk Jatim dan Nusantara. Penggunaan benih dan bibit unggul, pengolahan lahan (dengan menggunakan bajak dan garu; termasuk lahirnya budaya kerapan sapi juga tidak bisa dilepaskan dari pengaruh penyebaran Islam di Madura) yang menggunakan tenaga sapi dan kerbau, pengairan, dan pemupukan yang di kemudian hari dikenal dengan Panca Usaha Tani pada masa Orde Baru, ternyata sudah ratusan tahun yang lalu dikenalkan ke penduduk Jatim.

Bagaimana dengan saat ini? Perkembangan dunia digital telah memaksa pelaku usaha dan bisnis peternakan juga ikut memanfaatkannya dan mengambil berkah atasnya. Salah satu contoh adalah rekan saya yang alumnus Fapet UB Malang. Aji Salam namanya. Beliau yang seorang Sarjana Peternakan, belum lama ini menjadi coach dalam “Workshop Digital Marketing” di Pulau madura. Menurut info, beliau sudah sejak Tahun 2010 telah melakukan penelitian terkait peran teknologi informasi (TI) dalam penjualan ternak dan hasil ternak di dunia maya. Penelitian yang beliau lakukan kemudian menghantarkannya meraih gelar sarjana, Sarjana Peternakan (SPt). Berkat penelitian dan kemampuan tersebut beliau kemudian mendapat order penjualan sapi 100 ekor tiap pekan (berarti 400 ekor sebulan) untuk dikirim ke Jakarta. Serta memudahkan beliau untuk diterima di PT Charoen Pokhpand, pelaku nomor wahid di dunia perunggasan nasional.

Keinginan untuk mandiri dan “Menjadi kepala ayam daripada ekor harimau” dengan menjadi seorang pebisnis, telah membuat beliau tak ingin berlama-lama menjadi seorang karyawan. Saat ini, beliau menjalankan aneka bisnis, satu di antaranya: bisnis catering nasi bento sidoarjo. Dan juga membuka usaha dan bisnis aqiqahan. 

Aji Salam. Sarjana Peternakan yang jago di Digital Marketing


Nah, dengan kemajuan dan perkembangan dunia maya terutama media sosial, transaksi bisnis juga semakin mudah. Pasar offline tetap jalan. Umumnya pelakukanya adalah generasi old. Sedangkan pasar online via FB, WA, twitter, telegram dan yang lainnya di tempuh oleh peternak jaman Now yang melek teknologi. Bagaimana dengan Anda?
 
11.    Bagusnya kondisi jalan di Jatim dan sarana transportasi yang memadai

Sebagai orang yang terlahir dan besar di Tuban Jatim, penulis sempat bangga. Pasalnya beberapa tahun silam kondisi jalan di setiap pelosok bahkan hingga ke gang-gang jalannya dalam kondisi mulus dan diaspal. Tentu saja baiknya sarana jalan memudahkan akses hingga ke titik produksi, sehingga hasil panen lebih cepat untuk dipasarkan ke konsumen.

selain kondisi sarana jalan yang cukup memadai, Jatim juga memiliki Pelabuhan Perak di Surabaya Utara dan Bandar Udara (Bandara) Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo. Juga terminal Purabaya Bungurasih. Kemudahan akses transportasi ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang Indonesia untuk berkunjung ke Jatim khususnya untuk menimba ilmu peternakan di sentra-sentra peternakan yang tersebar di berbagai daerah di Jatim.

Anda hanya perlu waktu 15-20 menit saja dari Bandara ke Kantor Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. Jika mau ke Malang (di sana ada sentra pengembangan Kambing Boer di Kecamatan Karangploso Malang dan Bumiaji Batu milik Pak Alex Burja) Anda hanya perlu waktu 2-3,5 jam dari Bandara. Jika Anda berminat untuk belajar di Peternakan Sapi dan berkunjung ke Pak Drh.Suparto Lamongan yang fenomenal dan pernah masuk teve, khususnya di acara Kick Andy yang full inspirasi itu, Anda hanya perlu menempuh perjalanan sekitar 2-3 jam saja dari Bandara. Bagaimana dengan Bumi Peternakan Wahyu Utomo pernah menjadi juara nasional kelompok petenak sapi potong teladan nasional sebanyak dua kali dan yang memiliki populasi lebih dari 2.000 ekor sapi potong di internal farmnya? Dari lokasi Pak Drh.Suparto, Anda hanya perlu waktu 1,5-2 jam saja.  

Bagaimana jika Anda mau melihat cantiknya Sapi Sonok dan juga kecepatan lari Sapi Kerap di Pulau Madura? Saran penulis, datanglah pada Bulan Oktober atau Nopember saja. Sebab, di 2 bulan tersebut memang secara rutin diadakan perhelatan akbar yang memperebutkan Piala Presiden. Acara digelar di Stadion Gelora Ratu Pamelingan Pamekasan. Anda hanya perlu waktu 3-5 jam dari bandara. Asik, kan?
  
12.    East Java Smart Province and Smart City sebagai langkah cerdas mendongkrak Jatim untuk melesat lebih cepat lagi

Rahasia terakhir yang dimiliki Jatim adalah kreatifitas dan inovasi segenap penduduknya. Termasuk orang-orang yang duduk di pemerintahan di Pemprov Jatim dan juga Pemkot/Pemkab di seluruh wilayah Jawa Timur. 

Pemprov Jatim dulu pernah meluncurkan Program Pengentasan Kemiskinan dengan membuat Program Jalan Lain Menuju Kesejahteraan Rakyat Rumah Tangga Sangat Miskin (Jalin Kesra RTSM) pada Tahun 2010-2013. Plus minus kegiatan tersebut telah menyebabkan perdebatan panjang di kalangan internal masyarakat Jatim. Namun, kegiatan tersebut memang terbukti mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan orang-orang di berbagai pelosok Jatim untuk semakin mencintai ternak dan menjadi peternak.

Mengapa sektor peternakan menjadi andalan untuk mengentaskan kemiskinan? Dari hasil survey Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Jatim dinyatakan bahwa lebih dari 50% masyarakat miskin dan sangat miskin di Jatim ternyata memilih komoditas peternakan sebagai sarana untuk mengentaskan kemiskinan yang mereka alami. Itu sebabnya, Pemprov Jatim kemudian menggelontorkan dana besar untuk membagi domba, kambing, itik, dan ayam asli/lokal Jatim kepada masyarakat.

Nah, untuk Tahun 2018 ini Pemprov Jatim kembali menelorkan program gebrakan.  Pemprov Jatim  mendorong segenap SKPD dan jajarannya serta Pemkot dan Pemkab di Jatim untuk mensukseskan Program East Java Smart Province and Smart City dengan jalan menghubungkan tatakelola pemkot dan pemkab satu dengan yang lain sehingga pertumbuhan dan pembangunan daerah masing-masing bisa semakin cepat lagi.

Di dalam pelaksanaan Program East Java Smart Province ini SKPD/OPD Dinas Peternakan Jawa Timur digolongkan ke dalam bidang ekonomi. Mengapa ekonomi? Sebab, ekonomi masyarakat di Jatim bisa ditingkatkan dan dikembangkan lewat usaha dan bisnis peternakan sudah terbukti sebelumnya. Oleh karena itu, siapapun yang saat ini sudah, sedang dan akan berniat menerjuni usaha dan bisnis peternakan tidak usah ragu lagi. Tidak perlu menunda lagi. Bahwa usaha dan bisnis peternakan terbukti mampu mendatangkan nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai akhlaq al karimah dan juga nilai materi secara sempurna. Bidang dan sektor lain jarang yang bisa seperti itu. Nah, jika sudah begini, masih gengsi jadi peternak?

=====
*Abdurrahman Arraushany, adalah nama pena dari Abdul Rohman, SPt, seorang PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Pengawas Bibit Ternak (Wasbitnak) Ahli Muda di UPT Pembibitan Ternak dan Kesehatan Hewan Madura Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur; Konsultan Usaha dan Bisnis Peternakan Domba dan Kambing di Malang; Penulis Buku ESTELAPETE, sekali test langsung pecah telor yang berisi tips dan trik lolos test CPNS hanya sekali coba; Owner Himdafarm, sebuah usaha/bisnis yang bergerak di peternakan domba dan kambing serta Sapi Madura di Tuban dan Pamekasan; serta pendiri D’MANX AQIQAH MADURA di Pamekasan. Untuk menghubungi penulis, Anda bisa call di 0823 3311 0281 atau WA/Telegram 0813 2231 3395.