KOMUNITAS SOHIB MADURA MENGAJAK GENERASI MUDA SUMENEP
menggunakan sapronak YANG halal DAN Thayyib SERTA terikat hukum syara SAAT
MENERJUNI usaha dan bisnis peternakan domba-kambing
Sumenep (25/8/2018). Mukmin yang
kaya harta lebih dicintai Allah dan Rasul-Nya daripada mukmin yang hidup dalam
keterbatasan dan kelemahan ekonomi. Untuk itu, Islam memberikan jalan agar
umatnya bisa melipatgandakan harta secara halal dan berkah, yakni dengan
menerjuni usaha pertanian, industri dan juga perdagangan, baik dilakukan secara
terpisah maupun secara terintegrasi (integrated
farming system). “Di antara usaha
pertanian yang bisa dipilih oleh masyarakat Indonesia adalah usaha perkebunan
tananam buah; pertanian tanaman pangan, obat, bunga, rempah dan bumbu; serta
usaha peternakan. Dan, di antara pilihan komoditas peternakan, sangat baik jika
Anda memilih domba dan kambing sebagai komoditas usaha dengan melakukan optimasi
aneka limbah atau hasil samping usaha perkebunan dan pertanian serta aneka
industri pangan untuk pakan ternak. Kenapa domba dan kambing? Karena pada domba
dan kambing terdapat keberkahan. Juga, domba dan kambing disebut lebih dulu daripada
ternak unta dan sapi dalam QS.Al-An’am[6]: 143-144 ketika Allah
menginformasikan terkait 8 hewan berpasangan yang diturunkan Allah sebagai rejeki
saat penciptaan manusia (lihat QS.Az-Zumar [39]: 6),” tegas Abdurrahman,
narasumber yang memberikan materi dalam Pelatihan
Budidaya Ternak Domba dan Kambing dengan tema “Olah Limbah, Raih Berkah dengan ternak Domba dan Kambing” di Rumah
Makan Tocom Lenteng, Desa Lenteng Timur, Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep,
Sabtu, 25 Agustus 2018.
Pelatihan yang dimulai Pkl 09.15
wib dan berakhir Pkl 13.15 wib tersebut dihadiri 28 orang peserta dari berbagai
daerah di Kabupaten Sumenep. Komunitas SOHIB (Sobat Hidup Berkah) Korwil Madura
mengadakan acara ini dalam rangka mengajak generasi muda di Kabupaten Sumenep
agar memiliki ketertarikan dan mau menerjuni usaha dan bisnis perkebunan
tanaman buah, pertanian tanaman pangan dan peternakan, untuk penyediaan pangan
halal dan thayyib (aman, sehat dan utuh) bagi penduduk Madura, Indonesia dan
dunia. Acara pelatihan juga dimaksudkan agar kiranya pasca acara peserta yang
hadir mau dan berani melakukan action
di bidang pertanian, industri dan perdagangan pangan sehingga terbuka lapangan
pekerjaan, serta membantu program pemerintah dalam upaya mengurangi angka kemiskinan
di Madura dan Jawa Timur.
Saat membuka acara, Sufyanto, Koordinator
SOHIB Wilayah Madura menyampaikan pernyataan yang luar biasa terkait dengan usaha
dan bisnis yang dijalankan oleh seorang
Muslim-Mukmin. Beliau mengatakan, “Mari pastikan dalam usaha dan bisnis apapun
yang kita jalankan, termasuk bisnis peternakan domba dan kambing, kita wajib menggunakan
input produksi atau sarana produksi peternakan (sapronak) yang berupa benda berstatus
halal dan thayyib. Juga amal yang kita lakukan harus senantiasa terikat dengan
hukum syara yang lima (yang dikenal dengan istilah akhkamul khomsah: wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram). Sebab,
bisnis itu tidak hanya sekedar untung dan rugi, tapi juga syurga-neraka.”
Abdurrahman, yang hadir sebagai
narasumber dari UPT Pembibitan Ternak dan Kesehatan Hewan Madura Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Timur, yang sekaligus diberi amanah menjadi Ketua Himpunan
Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) DPC Pamekasan Periode 2018-2023,
dalam paparannya mengajak peserta untuk terlebih dahulu menjawab pertanyaan why alias mengapa usaha dan bisnis
peternakan domba dan kambing harus segera diterjuni. “Mari bersegera menerjuni
usaha dan bisnis peternakan domba dan kambing. Selain karena ada keberkahan,
sebagaimana yang pernah disampaikan Nabi saw, maka dengan menerjuni usaha dan
bisnis peternakan domba dan kambing kita akan mendapatkan 4-IS alasan
sekaligus: alasan agamis-politis-ideologis; alasan humanis-kemanusiaan, alasan
teknis, dan juga alasan ekonomis.” Beliau menambahkan, “Ada perintah dari Allah
dan Rasul-Nya agar kita hanya mengkonsumsi pangan halal dan thayyib. Kita juga
wajib menyediakan sarana pelaksanaan ibadah seperti qurban, zakat, aqiqah,
membayar dam, walimahan, dan taysakuran. Nah, kita jelas membutuhkan ternak
domba dan kambing. Jika domba dan kambing langka, kemana kita akan mencarinya? Harus
kah kita impor lagi dari negara lain?”
Setelah pertanyaan why tersebut terjawab, Abdurrahman
mengajak peserta untuk menjawab pertanyaan how
alias bagaimana usaha dan bisnis peternakan domba dan kambing dijalankan. Yang menarik,
beliau juga membongkar 10 kesalahan fatal yang sering dilakukan peternak domba
dan kambing, khususnya para peternak pemula, sehingga usaha dan bisnis yang
mereka jalankan sering menuai kegagalan. Dan jauh dari keberhasilan. “Di antara
10 kesalahan fatal tersebut, pakan menjadi faktor terbesar yang menentukan
keberhasilan dan atau kegagalan peternak ketika menerjuni usaha dan bisnis
peternakan domba dan kambing. Untuk itu, mari kita bersegera menanam hijauan
pakan ternak (HPT) unggul untuk menghijauan madura. Selain untuk pakan ternak
kita bisa bersedekah oksigen bagi sesama. Juga bisa bersedekah pakan bagi
burung, kelelawar, lebah, kupu-kupu dll. Keren kan? Oh iya, selain itu, jangan
lupakan potensi pakan yang luar biasa yang berasal dari hasil samping usaha perkebunan
tanaman buah, pertanian tanaman pangan dan aneka industri pangan.”
Sebelum acara pelatihan diakhiri,
Abdurrahman membagi ilmu dan pengalaman bagaimana teknik agar domba dan kambing
mudah digiring dari satu tempat ke tempat lainnya. Misal dari kandang ke
armada. “Caranya gampang. Angkat saja domba dan kambing saat berjalan, maka
insyaallah ia akan segera melaju tanpa tersendat.” Kata beliau sambil
mempraktekkan. Selain itu, beliau juga
mengajarkan teknis merebahkan domba dan kambing dengan hanya menggunakan tenaga
satu orang. “Anda bisa merebahkan domba dan kambing sendirian. Lalu ikat
kakinya, tekan dengan kaki kiri Anda, lalu sembelih. Praktis kan?”
Sebagai bonus, beliau juga mengajak
peserta untuk mengintegrasikan usaha dan bisnis domba dan kambing dengan usaha
ternak itik dan ayam kampung. “Jika beternak domba dan kambing jangan hanya
itu. Tapi buka peluang lainnya seperti beternak itik atau ayam kampung,”
serunya. Untuk itu, beliau mengajarkan beberapa ciri ayam kampung yang
berpotensi menghasilkan telor dalam jumlah banyak. “Di antara ciri tersebut
adalah: jarak antar tulang supit (ostium
pubis) minimal 2 jari orang dewasa. Semakin lebar semakin bagus. Kemudian ciri
berikutnya adalah: jarak tulang supit dengan tulang dada (baca: lebar perut)
ayam minimal 3 jari orang dewasa. Semakin lebar semakin baik. Lalu ciri
berikutnya, kepala berbentuk lonjong, punggung rata (baca: bukan cembung bukan
cekung) dan shank alias kaki bawah ayam
betina berbentuk pipih.”
Semoga setelah acara ini generasi
muda di Sumenep bisa secara mandiri membuka peluang-peluang usaha dan bisnis
baru di sekitar mereka. Harapannya mereka bisa lebih berdaya di bidang ekonomi.
Nah, jika warga semakin berdaya di bidang ekonomi, insyaallah upaya pendangkalan aqidah dan juga upaya ‘mutasi’ agama yang
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu akan bisa digagalkan. Semoga. (AA)
Numpang promo ya Admin^^
BalasHapusajoqq^^com
mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
mari segera bergabung dengan kami.....
di ajoqq^^com...
segera di add Whatshapp : +855969190856