Selasa, 28 Agustus 2018

SOHIB MADURA AJAK WARGA SUMENEP RAIH KEBERKAHAN HIDUP DENGAN BETERNAK DOMBA DAN KAMBING


KOMUNITAS SOHIB MADURA MENGAJAK GENERASI MUDA SUMENEP menggunakan sapronak YANG halal DAN Thayyib SERTA terikat hukum syara SAAT MENERJUNI usaha dan bisnis peternakan domba-kambing

Sumenep (25/8/2018). Mukmin yang kaya harta lebih dicintai Allah dan Rasul-Nya daripada mukmin yang hidup dalam keterbatasan dan kelemahan ekonomi. Untuk itu, Islam memberikan jalan agar umatnya bisa melipatgandakan harta secara halal dan berkah, yakni dengan menerjuni usaha pertanian, industri dan juga perdagangan, baik dilakukan secara terpisah maupun secara terintegrasi (integrated farming system). “Di antara usaha pertanian yang bisa dipilih oleh masyarakat Indonesia adalah usaha perkebunan tananam buah; pertanian tanaman pangan, obat, bunga, rempah dan bumbu; serta usaha peternakan. Dan, di antara pilihan komoditas peternakan, sangat baik jika Anda memilih domba dan kambing sebagai komoditas usaha dengan melakukan optimasi aneka limbah atau hasil samping usaha perkebunan dan pertanian serta aneka industri pangan untuk pakan ternak. Kenapa domba dan kambing? Karena pada domba dan kambing terdapat keberkahan. Juga, domba dan kambing disebut lebih dulu daripada ternak unta dan sapi dalam QS.Al-An’am[6]: 143-144 ketika Allah menginformasikan terkait 8 hewan berpasangan yang diturunkan Allah sebagai rejeki saat penciptaan manusia (lihat QS.Az-Zumar [39]: 6),” tegas Abdurrahman, narasumber yang memberikan materi dalam Pelatihan Budidaya Ternak Domba dan Kambing dengan tema “Olah Limbah, Raih Berkah dengan ternak Domba dan Kambing” di Rumah Makan Tocom Lenteng, Desa Lenteng Timur, Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep, Sabtu, 25 Agustus 2018.


Pelatihan yang dimulai Pkl 09.15 wib dan berakhir Pkl 13.15 wib tersebut dihadiri 28 orang peserta dari berbagai daerah di Kabupaten Sumenep. Komunitas SOHIB (Sobat Hidup Berkah) Korwil Madura mengadakan acara ini dalam rangka mengajak generasi muda di Kabupaten Sumenep agar memiliki ketertarikan dan mau menerjuni usaha dan bisnis perkebunan tanaman buah, pertanian tanaman pangan dan peternakan, untuk penyediaan pangan halal dan thayyib (aman, sehat dan utuh) bagi penduduk Madura, Indonesia dan dunia. Acara pelatihan juga dimaksudkan agar kiranya pasca acara peserta yang hadir mau dan berani melakukan action di bidang pertanian, industri dan perdagangan pangan sehingga terbuka lapangan pekerjaan, serta membantu program pemerintah dalam upaya mengurangi angka kemiskinan di Madura dan Jawa Timur.

Saat membuka acara, Sufyanto, Koordinator SOHIB Wilayah Madura menyampaikan pernyataan yang luar biasa terkait dengan usaha dan bisnis yang  dijalankan oleh seorang Muslim-Mukmin. Beliau mengatakan, “Mari pastikan dalam usaha dan bisnis apapun yang kita jalankan, termasuk bisnis peternakan domba dan kambing, kita wajib menggunakan input produksi atau sarana produksi peternakan (sapronak) yang berupa benda berstatus halal dan thayyib. Juga amal yang kita lakukan harus senantiasa terikat dengan hukum syara yang lima (yang dikenal dengan istilah akhkamul khomsah: wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram). Sebab, bisnis itu tidak hanya sekedar untung dan rugi, tapi juga syurga-neraka.”


Abdurrahman, yang hadir sebagai narasumber dari UPT Pembibitan Ternak dan Kesehatan Hewan Madura Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, yang sekaligus diberi amanah menjadi Ketua Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) DPC Pamekasan Periode 2018-2023, dalam paparannya mengajak peserta untuk terlebih dahulu menjawab pertanyaan why alias mengapa usaha dan bisnis peternakan domba dan kambing harus segera diterjuni. “Mari bersegera menerjuni usaha dan bisnis peternakan domba dan kambing. Selain karena ada keberkahan, sebagaimana yang pernah disampaikan Nabi saw, maka dengan menerjuni usaha dan bisnis peternakan domba dan kambing kita akan mendapatkan 4-IS alasan sekaligus: alasan agamis-politis-ideologis; alasan humanis-kemanusiaan, alasan teknis, dan juga alasan ekonomis.” Beliau menambahkan, “Ada perintah dari Allah dan Rasul-Nya agar kita hanya mengkonsumsi pangan halal dan thayyib. Kita juga wajib menyediakan sarana pelaksanaan ibadah seperti qurban, zakat, aqiqah, membayar dam, walimahan, dan taysakuran. Nah, kita jelas membutuhkan ternak domba dan kambing. Jika domba dan kambing langka, kemana kita akan mencarinya? Harus kah kita impor lagi dari negara lain?”  
 
Setelah pertanyaan why tersebut terjawab, Abdurrahman mengajak peserta untuk menjawab pertanyaan how alias bagaimana usaha dan bisnis peternakan domba dan kambing dijalankan. Yang menarik, beliau juga membongkar 10 kesalahan fatal yang sering dilakukan peternak domba dan kambing, khususnya para peternak pemula, sehingga usaha dan bisnis yang mereka jalankan sering menuai kegagalan. Dan jauh dari keberhasilan. “Di antara 10 kesalahan fatal tersebut, pakan menjadi faktor terbesar yang menentukan keberhasilan dan atau kegagalan peternak ketika menerjuni usaha dan bisnis peternakan domba dan kambing. Untuk itu, mari kita bersegera menanam hijauan pakan ternak (HPT) unggul untuk menghijauan madura. Selain untuk pakan ternak kita bisa bersedekah oksigen bagi sesama. Juga bisa bersedekah pakan bagi burung, kelelawar, lebah, kupu-kupu dll. Keren kan? Oh iya, selain itu, jangan lupakan potensi pakan yang luar biasa yang berasal dari hasil samping usaha perkebunan tanaman buah, pertanian tanaman pangan dan aneka industri pangan.”  

Sebelum acara pelatihan diakhiri, Abdurrahman membagi ilmu dan pengalaman bagaimana teknik agar domba dan kambing mudah digiring dari satu tempat ke tempat lainnya. Misal dari kandang ke armada. “Caranya gampang. Angkat saja domba dan kambing saat berjalan, maka insyaallah ia akan segera melaju tanpa tersendat.” Kata beliau sambil mempraktekkan.  Selain itu, beliau juga mengajarkan teknis merebahkan domba dan kambing dengan hanya menggunakan tenaga satu orang. “Anda bisa merebahkan domba dan kambing sendirian. Lalu ikat kakinya, tekan dengan kaki kiri Anda, lalu sembelih. Praktis kan?”  

Sebagai bonus, beliau juga mengajak peserta untuk mengintegrasikan usaha dan bisnis domba dan kambing dengan usaha ternak itik dan ayam kampung. “Jika beternak domba dan kambing jangan hanya itu. Tapi buka peluang lainnya seperti beternak itik atau ayam kampung,” serunya. Untuk itu, beliau mengajarkan beberapa ciri ayam kampung yang berpotensi menghasilkan telor dalam jumlah banyak. “Di antara ciri tersebut adalah: jarak antar tulang supit (ostium pubis) minimal 2 jari orang dewasa. Semakin lebar semakin bagus. Kemudian ciri berikutnya adalah: jarak tulang supit dengan tulang dada (baca: lebar perut) ayam minimal 3 jari orang dewasa. Semakin lebar semakin baik. Lalu ciri berikutnya, kepala berbentuk lonjong, punggung rata (baca: bukan cembung bukan cekung) dan shank alias kaki bawah ayam betina berbentuk pipih.”



Semoga setelah acara ini generasi muda di Sumenep bisa secara mandiri membuka peluang-peluang usaha dan bisnis baru di sekitar mereka. Harapannya mereka bisa lebih berdaya di bidang ekonomi. Nah, jika warga semakin berdaya di bidang ekonomi, insyaallah upaya pendangkalan aqidah dan juga upaya ‘mutasi’ agama yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu akan bisa digagalkan. Semoga. (AA)

1 komentar:

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ajoqq^^com
    mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
    mari segera bergabung dengan kami.....
    di ajoqq^^com...
    segera di add Whatshapp : +855969190856

    BalasHapus