Kota Roma Menanti Anda, Kawan!!!
Bisyarah
adalah sebuah kabar gembira yang Allah turunkan kepada ummatnya, baik
melalui al-Qur’an ataupun melalui ucapan rasulullah. Bisyarah adalah
perlambang janji Allah dan menjadi penyemangat kaum muslim selama
berabad-abad lamanya, keyakinan akan janji ALlah ini terpatri kuat di
dalam jiwa kaum muslim dan menjadi harapan ditengah-tengah kepuusasaan,
menjadi pengingat dalam kealpaan dan menjadi sebuah sumber energi yang
tidak terbatas sampai kapanpun juga. Dengan bisyarah inilah kaum
muslim berjuang dan menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban
dunia.
Salah satu bisyarah yang dapan menginspirasi setiap muslim adalah
bisyarah rasulullah yang isampakan oleh Abdullah bin Amru pada shahabat:
عن أبي قبيل قال : كنا عند عبدالله بن عمرو بن العاص وسئل : أي
المدينتين تفتح أولا القسطنطينية أو رومية ؟ فدعا عبدالله بصندوق له حلق
قال : فأخرج منه كتابا قال : فقال عبدالله : بينما نحن حول رسول الله صلى
الله عليه و سلم نكتب إذ سئل رسول الله صلى الله عليه و سلم : أي
المدينتين تفتح أولا : أقسطنطينية أو رومية ؟ فقال رسول الله صلى الله
عليه و سلم : مدينة هرقل تفتح أولا . يعني : قسطنطينية
Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr
bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu;
Konstantinopel atau Rumiyah?
Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia
mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di
sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota
ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah?
Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)
Hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim. Adz-Dzahabi sepakat dengan
al-Hakim. Sementara Abdul Ghani al-Maqdisi berkata: Hadits ini hasan
sanadnya. Al-Albani sependapat dengan al-Hakim dan adz-Dzahabi bahwa
hadits ini shahih. (Lihat al-Silsilah al-Shahihah 1/3, MS)
لتفتحن القسطنطينية فلنعم الأمير أميرها ولنعم الجيش ذلك الجيش
Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat Amir
(panglima perang) adalah Amir-nya dan sekuat-kuatnya pasukan adalah
pasukannya (HR Ahmad)
Ini adalah sebuah bisyarah, petunjuk dan kabar gembira bagi kaum
muslim bahwa dua pilar peradaban barat pada waktu itu yang dijadikan
simbol yaitu: Kota Roma (Romawi Barat) dan Kota Konstantinopel (Romawi
Timur) akan diberikan dan dibebaskan oleh kaum muslim.
Dan hal ini menjadi penyemangat para Khalifah untuk melakukan
futuhat, tercatat dalam sejarah bahwa Abu Ayyub al-Anshari (44 H) pada
Khalifah Muawiyyah bin Abu Sufyan adalah orang yang pertama kali ingin
merealisasikan janji Allah tersebut, namun karena kondisi fisik beliau
tidak mampu memenuhinya, walaupun begitu, beliau meminta agar jasadnya
dikuburkan di bawah kaki pasukan kaum muslim terdepan pada saat
ekspedisi itu sebagai sebuah milestone bagi mujahid selanjutnya. Lalu
Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik (98 H) pada masa Kekhalifahan Umayyah,
Khalifah Harun al-Rasyid (190 H) masa Kekhalifahan Abasiyyah, Khalifah
Beyazid I (796 H) masa Kekhalifahan Utsmanityyah, Khalifah Murad II
(824 H) masa Kekhalifahan Utsmaniyyah juga tercatat dalam usaha
penaklukan konstantinopel, tetapi karena satu dan lain hal, Allah belum
mengizinkan kaum muslim memenangkan pertempuran itu.
Konstantinopel merupakan salah satu kota terpenting di dunia, kota
ini memiliki benteng yang tidak tertembus yang dibangun pada tahun 330
M. oleh Kaisar Byzantium yaitu Constantine I.
Konstaninopel memiliki
posisi yang sangat penting di mata dunia. Sejak didirikannya,
pemerintahan Byzantium telah menjadikannya sebagai ibukota pemerintahan
Byzantium. Konstantinopel merupakan salah satu kota terbesar dan
benteng terkuat di dunia saat itu, dikelilingi lautan dari tiga sisi
sekaligus, yaitu selat Bosphorus, Laut Marmarah dan Tanduk Emas (golden
horn) yang dijaga dengan rantai yang sangat besar, hingga tidak
memungkinkan untuk masuknya kapal musuh ke dalamnya. Pentingnya posisi
konstantinopel ini digambarkan oleh napoleon dengan kata-kata
“…..kalaulah dunia ini sebuah negara, maka Konstantinopel inilah yang
paling layak menjadi ibukota negaranya!”.
Adalah Muhamamd II atau selanjutnya dikenal sebagai Muhammad
al-Fatih, yang akan menaklukan kota ini, sejak kecil dia telah dididik
oleh ulama-ulama besar pada zamannya, khususnya Syaikh Aaq Syamsuddin
yang tidak hanya menanamkan kemampuan beragama dan ilmu Islam, tetapi
juga membentuk mental pembebas pada diri Mumammad al-Fatih. Beliau
selalu membekali al-Fatih dengan cerita dan kisah para penakluk, kisah
syahid dan mulianya para mujahid, dan selalu mengingatkan Muhammad II
tentang bisyarah rasulullah dan janji Allah yang menjadikan seorang
anak kecil bernama Muhammad II memiliki mental seorang penakluk.
Maka tidak mengherankan ketika berumur 23 tahun, al-Fatih telah
menguasai 7 bahasa dan dia telah memimpin ibukota Khilafah Islam di
Adrianopel (Edirne) sejak berumur 21 tahun (ada yang memberikan
keterangan dia telah matang dalam politik sejak 12 tahun). Sebagian
besar hidup al-Fatih berada diatas kuda, dan beliau tidak pernah
meninggalkan shalat rawatib dan tahajjudnya untuk menjaga kedekatannya
dengan Allah dan memohon pertolongan dan idzinnya atas keinginannya yang
telah terpancang kuat dari awal: Menaklukan Konstantinopel.
Diapun sadar untuk menaklukkan konstantiopel dia membutuhkan
perencanaan yang baik dan orang-orang yang bisa diandalkan, maka diapun
membentuk dan mengumpulkan pasukan elit yang dinamakan Janissaries,
yang dilatih dengan ilmu agama, fisik, taktik dan segala yang
dibutuhkan oleh tentara, dan pendidikan ini dilaksanakan sejak dini,
dan khusus dipersiapkan untuk penaklukan konstantinopel. 40.00 orang
yang loyal kepada Allah dan rasul-Nya pun berkumpul dalam penugasan
ini. Selain itu dia juga mengamankan selat bosphorus yang menjadi nadi
utama perdagangan dan transportasi bagi konstantinopel dengan membangun
benteng dengan 7 menara citadel yang selesai dalam waktu kurang dari 4
bulan.
Tetapi konstantinopel bukanlah kota yang mudah ditaklukkan, kota ini
menahan serangan dari berbagai penjuru dunia dan berhasil menetralkan
semua ancaman yang datang kepadanya karena memiliki sistem pertahanan
yang sangat maju pada zamannya, yaitu tembok yang luar biasa tebal dan
tinggi, tingginya sekitar 30 m dan tebal 9 m, tidak ada satupun
teknologi yang dapat menghancurkan dan menembus tembok ini pada masa
lalu. Dan untuk inilah al-Fatih menugaskan khusus pembuatan senjata yang
dapat mengatasi tembok ini.
Setelah mempersiapkan meriam raksasa yang dapat melontarkan peluru
seberat 700 kg, al-Fatih lalu mempersiapkan 250.000 total pasukannya
yang terbagi menjadi 3, yaitu pasukan laut dengan 400 kapal perang
menyerang melalui laut marmara, kapal-kapal kecil untuk menembus selat
tanduk, dan sisanya melalui jalan darat menyerang dari sebelah barat
konstantinopel, awal penyerangan ini dilakukan pada tanggal 6 April
1453, yang terkenal dengan The Siege of Constantinple.
Keseluruhan pasukan al-Fatih dapat direpotkan oleh pasukan
konstantinopel yang bertahan di bentengnya, belum lagi serangan bantuan
dari negeri kristen lewat laut menambah beratnya pertempuran yang harus
dihadapi oleh al-Fatih, sampai tanggal 21 April 1453 tidak sedikitpun
tanda-tanda kemenangan akan dicapai pasukan al-Fatih, lalu akhirnya
mereka mencoba suatu cara yang tidak terbayangkan kecuali orang yang
beriman. Dalam waktu semalam 70 kapal pindah dari selat bosphorus menuju
selat tanduk dengan menggunakan tenaga manusia. Yilmaz Oztuna di dalam
bukunya Osmanli Tarihi menceritakan salah seorang ahli sejarah tentang
Byzantium mengatakan:
“kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya,
sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad Al-Fatih telah
mengubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di
puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan.
Sungguh kehebatannya jauh melebihi apa yang dilakukan oleh Alexander
yang Agung,”
70 Kapal al-Fatih dipindahkan dari Selat Bosphorus ke Selat Tanduk melalui Pegunungan Galata dalam waktu 1 malam
Pengepungan ini terus berlanjut sampai dengan tanggal 27 Mei 1453,
melihat kemenangan sudah dekat, Muhamamad al-Fatih mengumpulkan para
pasukannya lalu berkhutbah didepan mereka:
Jika penaklukan kota Konstantinopel sukses, maka sabda Rasulullah SAW
telah menjadi kenyataan dan salah satu dari mukjizatnya telah
terbukti, maka kita akan mendapatkan bagian dari apa yang telah menjadi
janji dari hadits ini, yang berupa kemuliaan dan penghargaan. Oleh
karena itu, sampaikanlah pada para pasukan satu persatu, bahwa
kemenangan besar yang akan kita capai ini, akan menambah ketinggian dan
kemuliaan Islam. Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan, menjadikan
syariat selalu didepan matanya dan jangan sampai ada diantara mereka
yang melanggar syariat yang mulia ini. Hendaknya mereka tidak mengusik
tempat-tempat peribadatan dan gereja-gereja. Hendaknya mereka jangan
mengganggu para pendeta dan orang-orang lemah tak berdaya yang tidak
ikut terjun dalam pertempuran
Subhanallah, ini sebuah penegasan pada pasukannya bahwa kemenangan
tidak akan bisa dicapai dengan mengandalkan kekuatan belaka, bukan pula
karena kecerdasan dan strategi perang, Muhammad al-Fatih sangat
memahami bahwa kemenangan hanya akan tercapai dengan izin dan
pertolongan Allah.
Maka ia meminta seluruh pasukannya bermunajat pada Allah, menjauhkan
diri dari maksiat, bertahajjud pada malam harinya dan berpuasa pada
esok harinya. Pada tanggal 29 Mei 1453, serangan terakhir dilancarkan,
dan sebelum Ashar, al-Fatih sudah menginjakkan kakinya di gerbang masuk
konstantinopel. Berakhirlah pengepungan selama 52 hari lamanya dan
penantian panjang akan janji Allah selama 825 tahun lamanya.
Konstantinopel dibebaskan kaum muslim melalui tangan al-Fatih!
Bayangkan, kekuatan seperti apa yang bisa menjaga semangat,
persatuan, dan kesabaran selama 52 hari perang dan lintas generasi
dalam 825 tahun lamanya? Kekuatan seperti apa yang dapat menjadikan
anak muda berumur 23 tahun menaklukan sebuah peradaban besar?
Inilah yang dinamakan kekuatan percaya pada janji Allah dan bisyarah
rasul-Nya. Kemampuan melihat tidak dengan mata tetapi dengan keimanan,
kekuatan yang melebihi apapun, Beyond the Inspiration.
They believe in something that can’t be seen by eyes! Allahuakbar!
Konstantinopel telah takluk dan itu tidak akan terulang kembali
karena posisi yang mulia dalam bisyarah rasulullah telah ditempati oleh
Muhammad al-Fatih. Penaklukan kota Roma hanya menunggu waktu dan
posisi kemuliaan itupun akan ditempati oleh satu orang. Tetapi ada satu
bisyarah lagi yang rasulullah sampaikan pada kita, yang mengajak kita
semuanya untuk merealisasikan itu.
تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ
يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى
مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ
يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا
عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا
شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا
شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا
ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ
“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia
tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak
mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj
kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan
mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada
kekuasaan (kerajaan) yang zalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan
tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak
mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator yang
menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada.
Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian”.
(HR. Ahmad)
Pragmatisme pasti akan menafikkan Idealisme
Pragmatisme meniscayakan Kompromisme
Sedangkan,
Idealisme menafikkan Pragmatisme
Idealisme meniscayakan Keyakinan akan Bisyarah Allah dan Rasul
Perbedaan orang kafir dan mukmin adalah:
Orang mukmin yakin dahulu lalu mereka (pasti) akan melihat
Orang kafir butuh melihat dulu lalu (mungkin) akan yakin
Pilih mana???
(Sumber: http://pembasmidemokrasi.wordpress.com/2010/09/19/kota-roma-menanti-anda-wahai-kaum-muslimin)