#SAVE SDGH INDONESIA
UNTUK KEMAKMURAN DAN KESEJAHTERAAN PENDUDUK
INDONESIA DAN DUNIA
By
Abdurrahman Arraushany*
Coba
ingat-ingat lagi, adakah pesan yang belum tersampaikan dan tertunaikan di dalam
kehidupan Anda? Yakni suatu pesan yang disampaikan oleh seseorang kepada kita,
yang pihak tersebut menghendaki agar kiranya dengan pesan tersebut kita mampu
menjelma menjadi sosok insan unggul dan hebat yang akan membawa kebaikan bagi
kehidupan dunia yang lebih baik di masa mendatang.
Siapa pun
kita, pastilah pernah memiliki amanah untuk menyampaikan pesan (massage), baik yang sifatnya (1)
penting dan mendesak, (2) penting tetapi tidak mendesak, (3) tidak penting
namun mendesak, dan (4) tidak penting dan juga tidak mendesak. Sebagaimana yang
diharapkan oleh kebanyakan orang, kita akan berupaya menunaikan pesan yang
sifatnya 1, lalu 3, kemudian 2 dan baru melakukan yang 4. Yang namanya pesan harus ditunaikan, jika
tidak bisa bikin bisulan. Hiks.
Bagi penulis
sendiri, ada begitu banyak pesan yang hingga hari ini masih diupayakan untuk
ditunaikan. Di antaranya adalah pesan dari Ibu Ir.Rachmiati “Amie” Djuddawi,
sang ‘mantan’ Koordinator Pengawas Bibit Ternak (Wasbitnak) Kementerian
Pertanian, kepada kami, peserta Diklatsar Wasbitnak Ahli Bulan Mei-Juni 2013 di BBPP Noelbaki
Kupang NTT. Banyak pesan yang beliau
sampaikan kepada kami, namun yang paling penting dan perlu segera ditunaikan adalah:
#Selamatkan
SDGH Indonesia dengan langkah nyata.
PUBLISH OR PERISH
Pasca
pelaksanaan Diklatsar di Kupang, penulis diperintahkan untuk hijrah ke sebuah
pulau yang terkenal dengan kualitas garamnya yang oke punya, pulau yang
menghasilkan emas hijau alias daun tembakau terbaik di Nusantara, pangan
masyarakatnya yang lekat dengan jagung dan singkong, serta sebagai dikenal sebagai
gudang sapi di Jawa Timur dan Nasional. Nah, Anda pasti telah mengenal pulau
tersebut! Yup, pulau tersebut tak lain dan tak bukan, oleh masyarakat Jawa
Timur dikenal dengan sebutan Pulau Madura.
DOMBA 'EG' SAPUDI
Domba ini berasal dari Timur Tengah dan diduga merupakan keturunan Domba "EG"Awassi yang produktif sebagai penghasil daging dan susu. Di Indonesia, Domba Sapudi dikenal sebagai domba penghasil daging yang cukup baik. Jika dipelihara secara intensif dengan pakan lengkap (complete feed) domba ini mampu menunjukkan kinerja pertambahan berat badan harian (Pbbh) antara 80-220 gram per ekor per hari.
Sebagai
seorang pendatang, tentu siapapun kita, termasuk penulis sendiri, akan memiliki
pikir dan rasa berbeda dengan penduduk asli/lokal setempat yang sudah belasan,
puluhan, bahkan ratusan tahun mendiami suatu pulau. Di antara contoh wujud dari
pikir dan rasa terhadap Madura tersebut, salah satunya yang dialami Ibu Maya
Rohmah, SKM, seorang cerpenis dan marketer (bisnis online), yang mengolahnya
menjadi sebuah tulisan ‘cantik’ sehingga menghantar memenangi Juara I dalam
“Lomba Menulis Resensi Tentang Madura” yang diadakan Perpusda Pamekasan tahun
2016, salah satu perpustakaan daerah terbaik di Jatim. Padahal beliau orang
Sunda dan hijrah ke Madura karena ikut sang suami menjalankan tugas mengabdi
kepada negara dan masyarakat.
Bagi penulis
sendiri, walau dirasa pahit awalnya, namun hijrahnya penulis ke Madura membawa
berkat dan berkah tersendiri. Dan itu sangat patut untuk disyukuri. Bagaimana
tidak. Selain bisa secara langsung mempraktekkan ilmu peternakan yang didapat
di kampus dengan real menjadi
peternak domba, kambing, sapi dan ayam asli/lokal Nusantara, pada diri penulis
juga muncul keberanian untuk membagi ilmu dan pengalaman kepada peternak lain
dengan berikhtiar menjadi ‘konsultan’ bagi beberapa peternak di Madura dan
Malang Jawa Timur, di Kintap-Tanah Laut
Kalsel dan di Serang-Banten.
Selain itu, dengan
aktivitas yang jauh lebih ringan jika dibanding saat bertugas di Kanpus di Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Timur, Jalan A.Yani 202 Surabaya, maka kesempatan emas
tersebut juga penulis gunakan untuk membuat jejak peradaban dengan berkarya
menelorkan buku dengan beragam topik. Buku
karya penulis yang telah diterbitkan dan diharap mampu memberi inspirasi dan
motivasi kepada generasi muda Indonesia berjudul ESTELAPETE. Buku tersebut
berisi tips dan trik agar Anda dan siapapun bisa lolos test CPNS hanya sekali
coba.
ESTELAPETE, SEKALI TEST LANGSUNG PECAH TELOR
Buku yang ditulis berdasar pengalaman penulis dalam meraih Impian menjadi seorang PNS di Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
Bagi beberapa
rekan dan konsumen yang telah membaca buku tersebut, ESTELAPETE sangat penting dibaca dan dimiliki generasi muda Indonesia,
mengingat masih banyak dari mereka yang mengidamkan menjadi seorang PNS,
khususnya lewat jalur umum alias test CPNS. Isi buku tersebut berhasil mendedah beberapa
persiapan yang perlu dilakukan agar bisa lolos test CPNS tanpa suap dan tanpa
nyogok hanya sekali coba saja. Buku tersebut tergolong unik karena berhasil menggabungkan
antara ikhtiar langit dan bumi dalam satu upaya sehingga mampu menghantar
seseorang meraih impian. Sebab, keberhasilan atau kemenangan apapun, termasuk
menjadi PNS, memang sangat mencintai persiapan. La
vittoria ama la preparazione (Italian, pen).
Berkarya
dengan menulis sebuah buku kemudian mati? Insyaallah, tidak. Setelah satu buku
selesai, di celah-celah pelaksanaan tugas dan pekerjaan kantor, penulis
kemudian menelorkan lagi buku kedua yang diberi judul 12 DOSA BESAR PETERNAK DOMBA DAN
KAMBING. Sesuai judulnya, buku tersebut berisi 12 ‘dosa besar’ alias
kesalahan fatal yang sering dilakukan - atau justru ditinggalkan - peternak
domba dan kambing di negeri ini, terutama peternak pemula, sehingga usaha dan
bisnis peternakan yang diterjuninya sulit meraih keberhasilan/kesuksesan. Sebagai
info, saat tulisan ini dibuat, buku kedua penulis sedang dalam proses cetak di
salah satu penerbit di Jogjakarta. Mudah-mudahan proses tersebut bisa segera
kelar sehingga bisa lebih cepat dibaca masyarakat. Buku tersebut diharapkan
bisa membantu peternak dombing agar bisa meraih sukses dan kebahagiaan hidup
dari usaha dan bisnis peternakan dombing baik di sektor hulu, budidaya (on farm), hilir dan juga pemasaran.
KAMBING KERAP
Di Pulau Madura, budaya kerapan ternak memang sudah mendarah daging. Selain sapi, kerbau, dan kelinci yang lebih dulu dipakai sebagai ternak kerapan, kini ternak domba dan kambing pun tak ketinggalan. Seekor kambing Kerap dipatok mulai harga Rp.1,5 Juta hingga Rp.65 juta rupiah.
Bagaimana
dengan pelaksanaan tugas dan kewajiban sebagai seorang Pejabat Wasbitnak Ahli
di UPT Pembibitan Ternak dan Kesehatan Hewan Madura Dinas Peternakan Provinsi
Jawa Timur? Pelaksanaan kegiatan pelatihan
dan atau workshop kepenulisan dan jurnalistik serta bergaul dengan beberapa
penulis level daerah, regional dan nasional, baik di jalur fiksi maupun non
fiksi, sungguh sangat membantu.
Dari beberapa
kegiatan pembelajaran di dunia jurnalistik dan kepenulisan tersebut maka
penulis mendapat istilah yang memiliki ‘daya ledak’ luar biasa dalam kehidupan
penulis. Apa itu? Yup, publish or perish.
Apa artinya? Terjemahan bebasnya lebih kurang: publikasikan atau
tenggelam/musnah.
Nah, dengan
semangat itulah maka saat pelaksanaan tugas dinas luar, terutama pelaksanaan
Kegiatan Uji Performans Sapi Madura di kelompok peternak, maka penulis memiliki
kepekaan dan sensitivitas yang semakin meninggi berkaitan dengan keanekaragaman
tanaman dan binatang ternak di Jawa Timur, khususnya di Pulau Madura dan pulau
sekitarnya.
Jika penulis
menjumpai tanaman dan binatang ternak yang unik, yang memiliki warna tubuh dan
atau bunga yang menarik, atau memiliki perbedaan dibanding dengan tanaman atau
binatang ternak yang dikenal sebelumnya, pasti penulis berusaha agar tidak terlewatkan
begitu saja. Prinsipnya: cekrek-cekrek
(baca: photo-photo) dulu, tulis-tulis kemudian. Ambil dokumentasinya terlebih
dahulu, baru ketika ada waktu luang atau bila gairah menulis sedang meluap
alias lagi punya mood, maka penulis
bersegera membuat tulisan artikel atau tulisan lain untuk kemudian disimpan dan
atau di-publish dengan segera.
Mengapa kita
perlu membuat tulisan dan mendokumentasikan pengalaman hidup kita dalam bentuk
tulisan? Mari kita mengingati diri, bahwa apa yang orang tahu, belum tentu kita
ketahui. Dan apa yang kita ketahui, belum tentu orang lain juga telah mengetahuinya.
Oleh karena itu, sungguh mulia jika kita menulis apa yang kita ketahui kemudian
mempublikasikannya, dengan harapan agar orang lain juga mengetahui. Tulisan
model ini isinya lebih condong bersifat informatif.
AYAM GAOK, SI 'PELUNG' DARI PULAU MADURA
AYAM GAOK bersuara panjang bak Ayam Pelung dari Tanah Pasundan. Yang membedakan dengan Ayam Pelung, Ayam Gaok memiliki daging putih dengan lemak kekuningan persis dengan Ayam Broiler/Pedaging yang sudah dikenal masyarakat luas. Sosoknya yang besar dan gagah menjadi alasan ayam ini terpilih sebagai tetua untuk mencipta AYAM UNGGUL NUSANTARA. Upaya mulia tersebut dilakukan oleh Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi Bogor.
Semangat publish or perish di bidang SDGH, ternyata
berlaku juga bagi diri kita sendiri. Imam Al-Ghazali, ulama yang sekaligus
seorang penulis yang sangat produktif, seperti Kitab Ihya Ulumuddin, pernah
berpesan, “Kalau Anda bukan anak Raja, dan Anda bukan anak Ulama besar, maka
jadilah penulis!” Lama penulis merenungi quote keren tersebut. Dan baru betul-betul ngeh setelah beberapa artikel penulis nangkring di website Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Timur dan Website Persma Fakultas Peternakan
Universitas Jenderal Soedirman (UnSoed) Purwokerto Jawa Tengah, dan memberi
efek material dan sosial, terutama berkait dengan personal branding diri
penulis.
Menulis dan
menjadi seorang penulis, bagi kebanyakan orang memang sulit. Namun bagi orang
yang memegang prinsip yang dipegang Ulama Muhaddits terkenal seperti Ibnu Hajar
Al-Asqalani - namanya bermakna: Anak Batu dari Negeri Asqalan - nama salah satu
daerah di Palestina modern, yang dulunya menjadi bagian dari Daulah Khilafah - maka
menulis bisa sangat mudah dilakukan, dan menjadi penulis tidak lah sesulit yang
dibayangkan.
Anda penasaran
mengapa penulis Kitab menulis Kitab Bulughul Maram dikenal sebagai ‘anak
batu’ dari negeri Asqalan? Kisah singkat ini mungkin bisa memberi inspirasi.
Adalah fakta bahwa beliau oleh orangtuanya pernah dikirim ke pondok pesantren
untuk mendalami Islam. Karena merasa otaknya ‘bebal’, maka beliau kemudian kesulitan untuk
menghafal dan memahami pelajaran-pelajaran yang diberikan Sang Guru. Di puncak
kegalauan, beliau kemudian memutuskan untuk kabur dari ponpes dan berkelana ke mana
saja yang penting bisa menjauh dari ponpes. Di tengah perjalanan, beliau merasa
kehausan sedangkan air yang dibawanya tak tersisa setetes jua pun. Lalu beliau
menjumpai goa dan menemukan sumber mata air. Uniknya, beliau mendapatkan
pemandangan yang luar biasa, yang berasa sebagai ‘ilham’. Apa sesuatu yang dianggap
luar biasa tersebut? Tak lain, pandangan tersebut tertuju kepada sebuah batu
yang sangat keras namun ternyata berlubang yang disebabkan oleh tetesan air
dari atasnya.
Dari eureka yang didapat dari pengamatan beliau
terhadap batu, maka beliau kemudian berpikir, “Jika batu yang keras saja bisa
berlubang ketika tertetesi air terus menerus (di Sunda ada istilah yang artinya
mirip, yakni ci karacak ninggang batu,
laon-laon jadi legok), maka otakku pasti juga akan bisa difungsikan jika
terus menerus tanpa lelah diberikan maklumat
tsabiqah alias ‘informasi sebelumnya’ secara terus menerus.” Akhirnya,
dengan semangat Badar, beliau kemudian memutuskan untuk kembali ke ponpes. Dari
perjuangan beliau yang berlelah-lelah belajar, maka di kemudian hari beliau menjadi
ulama besar di bidang hadits.
Nah, serupa
dengan kegiatan menulis. Anda dan saya akan mudah menulis dan menjadi seorang
penulis jika kita tahu kuncinya. Apa kunci menulis mudah? Apa kunci menjadi
seorang penulis? Gola Gong, Pendiri Rumah Dunia dari Lebak Banten dan penulis Aku
Anak Matahari, di beberapa karyanya pun membeberkan rahasianya. Apa
itu? Beliau mengatakan, “Agar kita bisa
menulis dan menjadi seorang penulis maka kuncinya cuma ada 3: menulis, menulis
dan menulis.”
Sepertinya guyonan, bukan? Tetapi percayalah kawan,
bahwa Anda dan saya, atau siapa pun orangnya,
TIDAK AKAN PERNAH MENJADI SEORANG PENULIS dan menghasilkan karya berupa
tulisan jika kita tidak pernah menulis. Hal yang sama juga berlaku untuk yang
lainnya. Jika Anda mau jadi seorang pilot, ya kendarai dan jalankan pesawat
terbang! Anda mau jadi petani? Ya terjuni usaha dan bisnis di bidang pertanian.
Untuk jadi peternak? Ya masuki usaha dan bisnis peternakan! Sesederhana itu!
Tapi, sebentar,
bukankah kita sering mengalami kebuntuan saat menulis? Harus diakui bahwa tak
sedikit di antara kita yang sudah memiliki semangat menulis yang luar biasa dan
ingin menghasilkan karya berupa tulisan. Betul? Namun, dan ini banyak
dikeluhkan terutama oleh penulis pemula, bahwa ketika kita sudah duduk di depan
laptop/PC, maka ide dan pemikiran yang sebelumnya berseliweran di kepala tetiba menghilang tanpa bekas. Dampaknya?
Tentu kegiatan menulis yang kita lakukan menjadi stag alias mandek. Menulis satu paragraf, dibaca lalu karena merasa
ngga PD tulisan tersebut kemudian dihapus. Menulis lagi satu kalimat, kemudian dibaca,
dan diganti lagi. Begitu seterusnya. Terus begitu hingga duduk berjam-jam belum
ada satu karya berupa artikel atau satu bab buku pun yang kita hasilkan. Huff.
Oke, Anda mau
tau penyebabnya dan berharap mendapat solusi jitu?! Ehem. Yuk kita jlentreh-kan!
Sependek pengalaman saya, kegiatan menulis PASTI akan stag alias mengalami
kemandekan disebabkan oleh KESERAKAHAN
kita! Maksudnya? Yakni kita melakukan 2 TUGAS atau KEGIATAN sekaligus dalam
waktu yang bersamaan: menulis dan
mengedit. Padahal se-HARUS-nya,
SEMESTI-nya dan se-KUDU-nya, dua kegiatan tersebut kita pisahkan dengan
pemisahan yang jelas dan gamblang.
Perlu
diketahui oleh siapa pun bahwa saat kita melakukan kegiatan menulis, maka
FUNGSIKAN OTAK KANAN alias otak kreatif. Sedangkan saat melakukan kegiatan editing
pasca kegiatan menulis maka FUNGSIKAN OTAK PAK POLISI, OTAK PAK HAKIM ATAU OTAK
KIRI. (Maaf, bukan bermaksud untuk mengejek dan menghina bapak-bapak yang
terhormat. Itu cuma sebagai contoh saja. Bahwa orang dari dua institusi
tersebut umumnya memang bertugas untuk: menilai, menghitung, menghakimi,
menjatuhkan punish kepada seseorang atau sesuatu. Jika salah, maafkan
lah).
Nah, saat dua
hal tersebut dilakukan, yakni proses menulis dan proses editing, dalam waktu
bersamaan, maka PASTI MENULIS AKAN STAG, dan kegiatan yang sebenarnya sangat
menyenangkan menjadi berubah drastis menjadi kegiatan yang sangat menyebalkan. Kadang,
menulis juga seolah berasa menjadi salah satu bentuk hukuman di Penjara
Guantanamo yang sangat mengerikan. Ngga
percaya? Buktikan saja!
So, bagaimana solusinya? Karena kita
sudah mengetahui faktor penyebabnya maka solusinya ya tidak jauh dari
penyebabnya. Yakni menarik napas dalam-dalam, bayangkan apa yang mau ditulis,
dan bersegera menulis. Apapun yang ada di kepala Tuan/Nyonya, ya tuangkan saja
dengan segera. Saat kegiatan kreatif berlangsung kita tak usah memikirkan tata
bahasa, kesalahan ketik, enak atau tidak saat dibaca, nyambung atau enggak,
bagaimana EBI (dulu EYD)-nya, dan lain sebagainya. Tugas pertama kita adalah
menulis apa yang ada di pikiran. Pokok
e, menulis saja. Pokoknya, tendang saja bolanya! Ngga perlu banyak mikir. Nah,
pada waktu ini, kuantitas tulisan lebih diutamakan daripada kuantitas tulisan.
Jumlah kalimat dan paragraf yang kita hasilkan lebih penting dari kualitas
tulisan.
Setelah
tulisan diproduksi dan di-save, silahkan
Tuan/Nyonya meninggalkannya untuk beberapa waktu. Bisa beberapa menit, jam,
atau beberapa hari. Sesuka Anda. Tapi usahakan jangan hitungan minggu, takutnya
kalau kelamaan Anda akan melupakannya. Hehehe.
Nah, misalnya,
Anda bisa meninggalkannya untuk sementara waktu seperti melaksanakan Sholat Dluha,
atau bikin teh manis, atau menggoreng Pisang Kepok, atau bisa juga melihat
ayam-ayam yang sehat dan gemuk di kandang Tuan/Nyonya. Atau bisa juga Anda ‘sambi’ dengan membersihkan kandang
domba dan kambing di belakang rumah. Yang penting, kita memberi jeda.
Setelah itu
apa? Setelah jeda diambil, maka kembali lagi ke tulisan yang sudah kita tulis
tadi. Untuk apa? Nah, di moment kedua ini kita bisa menghadirkan Pak Polisi dan
atau Pak Hakim untuk melaksanakan tugasnya. Proses kegiatan editing baru dilakukan,
seperti bagaimana struktur kalimatnya? Bagaimana huruf besar dan kecilnya?
Sudah nyambung belum antara satu kalimat dengan kalimat lainnya? Sudah sinkron
belum paragraf yang satu dengan paragraf yang lainnya? Dan lain sebagainya. Intinya,
di tahap kedua ini kita mencoba men-dandan-i
dan mempercantik tulisan kita agar lebih menarik dan lebih enyaakkkk untuk dibaca orang. Ngga mau kan pembaca Anda yang udah
menuangkan waktu untuk membaca tulisan Anda akhirnya kuciwa alias kecewa?! Bagaimana jika ternyata mengecewakan orang
lain? Dosa tau!
Nah, setelah kegiatan
editing selesai, penulis menyarakan agar kiranya Anda bersegera mem-publish! Kenapa? Tentu agar tulisan kita
bisa dibaca dan dinikmati pembaca.
Adapun berkaitan dengan tujuan kita menulis tentu harus diingati hatta
sebelum tulisan kita produksi. Yakni apakah kita menulis untuk memberi hiburan,
memberi informasi baru, memengaruhi, atau membangkitkan pembaca?
Dengan segera
mem-publish tulisan kita maka cepat atau lambat maka pasti kita akan mendapatkan
hadiah terbaik. Apa itu? Hernowo, Penulis Buku Mengikat Makna, saat
mengisi Pelatihan Jurnalistik di Fisipol UNPAD Tahun 2004 mengatakan, “Hadiah
terbaik bagi seorang penulis bukanlah honor atau uang. Namun, punya pembaca!”
Ke mana kita
mem-publish karya kita? Apakah
publikasi harus ke media cetak? Di era now,
ya jelas tidak harus ke media massa cetak kita mem-publish tulisan-tulisan kita.
Masih banyak chanel publikasi yang bisa
kita masuki. Tapi, seandainya, jikalau, misalnya, (hehehe.....maaf ditulis lebay
untuk memberi efek agar nampak lebih strongg)
tulisan kita bisa tembus ke media cetak sih wajib disyukuri. Bagaimana jika tidak
bisa tembus? Ya tetap perlu di-syu-ku-rin. Hehehe.
Selain ke
media massa cetak, agar karya kita dikenal netizen, maka kita bisa
mengirimkannya ke portal-portal online, ke website lembaga di mana kita
bertugas, atau di website personal pun oke. Jika tidak memungkinkan, minimal
kita publish di blog pribadi kita
sendiri. Misalnya saja seperti yang saya lakukan di Blog @Peternak Pembelajar.
Saya berusaha mengumpulkan tulisan-tulisan saya yang tercecer di beberapa
website ke dalam Blog personal agar lebih mudah dalam pencarian saat
dibutuhkan. Juga dijamin ‘keselamatan’ dokumen, dengan syarat kita tidak
menghapusnya.
Nah, itu berlaku
bagi para pejuang angka kredit (AK) seperti para pejabat fungsional ya. Hehehe.
Tapi bagi yang lain, tulisan bisa langsung di-publish di medsos seperti akun Facebook (FB), Fanspage (FP), WA,
Group FB, juga ke Group WA, tweeter, Instagram, Google+, dll.
Bagaimana tips
dan trik agar kunjungan ke website dan blog kita tinggi? Ini yang harus Anda
lakukan! Selain penggunaan judul yang menarik, lalu intro yang cihui, maka
pastikan isinya mampu memecahkan problem yang dialami netizen. Kemudian saat
Tuan/Nyonya nge-share tulisan, ya
jangan versi lengkap (full version). Tetapi memberi TS atau captions
sekedarnya, lalu menyertakan link tautannya saja. Dengan strategi tersebut, sebagai contoh, maka
tulisan yang saya share di FP @Juragan
Wedhus Madura mampu tembus di angka yang cukup fantastis. Sebagai contoh, postingan
saya berjudul Adakah Yang Mau Jadi Pengusaha Domba dan Kambing? Postingan tersebut
dilihat lebih dari 7423 netizen, dikoment 98 kali dan di-share sebanyak 29 kali. Sedang postingan berjudul Kelor,
Pohon Ajaib Untuk Kita dan Ternak lebih gendeng lagi. Postingan tersebut telah dilihat
lebih dari 14 113 kali dan di-share lebih
dari 60 kali. Bahkan yang bikin saya
panas dingin gemeteran adalah postingan saya berjudul Rejuvenasi Petani yang merupakan
tulisan hasil copy paste (copas) dari guru saya, Kang Rendy Saputra, yang buku
karyanya berjudul Muda Mulia berdiri rapi di rak buku di perpustakaan keluarga
bersama buku-buku keren karya Kang Ipho “Right” Santoso. Sampai tulisan ini
dibuat, postingan saya di akun FP tersebut telah dilihat 47.486 kali oleh netizen,
dikomentari lebih dari 100 kali dan di-share
lebih dari 200-an kali. Wow!
Itulah salah
satu strategi yang saya gunakan untuk meningkatkan traffic kunjungan dan respon
dari netizen ke website atau blog atau Fanspage yang mem-publish tulisan-tulisan kita. Bisa dipahami?
MENGKUDU SUKUN
Si Buah Ajaib ini berbeda dengan mengkudu lokal. Jika Mengkudu lokal banyak biji (150-250 biji per buah seberat 150-200 gram/bh), maka Mengkudu Sukun dengan berat mencapai 250-350 gram/buah hanya dihuni 40-75 biji saja/buah.
RUMPUT ODOT
Rumput ini sedang naik daun. Dengan tampilan pendek (hanya setinggi 1 meter, banyak anakan dan terbukti mampu meningkatkan produksi susu pada domba dan kambing perah maka rumput ini digemari oleh peternak di Nusantara.
RUMPUT LAMPUNG
Rumput ini sekilas mirip Rumput Kinggrass/Rumput Raja/Kolonjono. Namun, faktanya berbeda. Jika R.Raja berbulu banyak dan berasa gatal, maka R.Lampung relatif tidak berbulu dan agak kurang gatal. Karena produksinya paling tinggi dibanding jenis rumput unggul lainnya, rumput ini menjadi pilihan utama beberapa peternak di Pulau Madura.
Panduan
Pengelolaan SDGH
Agar berjalan
terarah dan mampu meraih tujuan yang diharapkan, maka panduan pelaksanaan
pengelolaan SDGH wajib ada, perlu dipahami kemudian dijadikan rambu-rambu
ketika pelaksanaan action di
lapangan.
Apa saja
panduan yang kita butuhkan dalam pengelolaan SDGH? Karena penulis seorang
Muslim, dan Islam menjadi pilihan lebih dari 85,2% penduduk negeri ini, maka
panduan utama dan pertama dalam pengelolaan SDGH tentu saja adalah Al-Quran dan
As-Sunnah.
Di dalam Al-Quran,
Allah swt menyatakan bahwa:
QS.Ali-Imran
[3]: 062.
Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.063. Kemudian jika mereka berpaling (dari kebenaran), maka
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan.
QS.Al-Baqarah
[2]: 026.
Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang
lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa
perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan:
"Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?" Dengan
perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu
(pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan
Allah kecuali orang-orang yang fasik, 027. (yaitu) orang-orang yang melanggar
perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang
diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat
kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.
QS.Al-Baqarah
[2]: 204. Dan di
antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu,
dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia
adalah penantang yang paling keras. 205. Dan apabila ia berpaling (dari kamu),
ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman
dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.
QS.Al-Baqarah
[2]: 011. Dan
bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,
mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan." 012. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang
membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
Beberapa ayat di
atas adalah contoh sindiran dan peringatan dari Allah Sang Pencipta dan
Pengatur makhluk (alam semesta, manusia dan makhluk hidup lainnya [flora wa fauna]) kepada orang-orang yang
menutup hatinya terhadap keimanan kepada Allah dan Hari Kemudian, dan juga
kepada kebenaran yang datangnya dari Allah dan disampaikan oleh utusan yang
dikenal dengan sebutan Nabi dan atau Rasul. Orang-orang yang menutup hati
tersebut dalam terminologi Islam dikenal dengan sebutan orang kafir.
Islam jelas
melarang umatnya untuk merusak tanaman dan binatang ternak. Yang diperintahkan
adalah sebaliknya, yakni melakukan perbaikan-perbaikan dan amal sholih lainnya.
Dan di antara contoh upaya melakukan perbaikan dan beramal sholih adalah
menyelamatkan SDGH negeri ini. Untuk apa? Tujuan utamanya tentu sebagai wasilah
untuk penyediaan pangan bagi penduduk negeri ini dan juga dunia.
QS.Al-Baqarah
[2]: 168. Hai
sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
QS.Al-Maidah
[5]: 004. Mereka
menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?"
Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap)
oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya untuk berburu, kamu
mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, Maka makanlah dari
apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu
(waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat
hisab-Nya".
QS.Al-Baqarah
[2]: 058. Dan
(ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul
Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak di mana yang
kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah:
"Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami ampuni
kesalahan-kesalahanmu. Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada
orang-orang yang berbuat baik".
QS.Al-An’am
[6]: 141. Dan
Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung,
pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang
serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya
(yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari
memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan. 142. Dan di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan
untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezki yang
telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu, 143. (yaitu) delapan
binatang yang berpasangan, sepasang dari domba dan sepasang dari kambing. Katakanlah:
"Apakah dua yang jantan yang diharamkan Allah ataukah dua yang betina,
ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya?" Terangkanlah kepadaku
dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang-orang yang benar, 144. dan
sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah: "Apakah dua yang
jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam
kandungan dua betinanya. Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini
bagimu? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat
dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?"
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
QS.An-Nahl
[16]: 114. Maka
makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu;
dan syukurilah ni`mat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.
QS.Thaha [20]:
051. Berkata
Fir`aun: "Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?" 052. Musa
menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah
kitab, Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa; 053. Yang telah
menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di
bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan
dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. 054. Makanlah dan
gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu,
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.
Selain sebagai
pangan, tumbuhan dan binatang ternak juga menjadi penyejuk dan penyenang bagi
yang menanam, memelihara dan yang memilikinya. Dan sungguh, fitrah manusia
memang menyukai akan hal ini.
Allah swt
berfirman:
QS.Ali-Imran
[3]: 014.
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga).
Adakah di
dalam As-Sunnah/Hadits perintah untuk menanam aneka tanaman dan menyayangi
binatang ternak? Tentu. Dan sangat banyak! Di antaranya sebagai berikut:
Nabi saw
bersabda,
"Pada
setiap sedekah terhadap mahluk yang memiliki hati (jantung) yang basah (hidup)
akan dapatkan pahala kebaikan. Seorang Muslim yang menanam tanaman atau
tumbuh-tumbuhan yang kemudian dimakan oleh burung-burung, manusia, atau
binatang, maka baginya sebagai sedekah.” (HR.Bukhari dan Muslim).
“Barang siapa yang
memelihara kuda (binatang) di jalan Allah dengan penuh keimanan pada Allah dan
yakin akan janji kebaikan-Nya, maka sesungguhnya makanan terhadap kudanya yang
dikenyangkan, pemberian minuman kepada kudanya hingga puas, bahkan kotoran dan
kencing (kuda) nya kelak akan ditimbang (sebagai kebaikan) pada hari kiamat.” (HR.Bukhari).
Selain dua panduan
hidup Muslim tersebut, kita juga bisa menggunakan UU RI Nomor 41 Tahun 2014
tentang Perubahan atas UU Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan
Hewan, untuk memandu langkah kita dalam penyelenggaraan usaha dan bisnis
peternakan dan kesehatan hewan di negeri ini. Kita juga bisa menjadikan Permentan Nomor
36/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Sistem Perbibitan Ternak Nasional untuk
menyelenggarakan kegiatan pembibitan ternak di seluruh wilayah Nusantara.
Setelah kita
menerjuni usaha budidaya (on farm) untuk pelestarian atau konservasi,
pembibitan (breeding), pembiakan,
penggemukan (fattening) dan
pembesaran (rearing), maka diharapkan
kita bisa ikut terlibat dalam upaya penetapan dan pelepasan rumpun atau galur
ternak. Itu sebabnya, panduan Permentan Nomor 19/Permentan/OT.140/2/2008
tentang Penetapan dan Pelepasan Rumpun atau Galur Ternak kiranya perlu dipahami
betul.
Nah, jika kita
punya kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan produksi dan
peredaran benih dan bibit ternak, maka wajib bagi kita untuk memahami Permentan
Nomor 42/Permentan/OT.149/3/2014 tentang Pengawasan Produksi dan Peredaran
Benih dan Bibit Ternak.
Terakhir, agar
sempurna pemahaman kita berkaitan dengan tatakelola usaha dan bisnis pembibitan
ternak yang baik maka kita juga bisa melengkapinya dengan beberapa peraturan. Di
antaranya: Permentan Nomor 101/Permentan/OT.140/7/2014 tentang Pedoman
Pembibitan Sapi Potong Yang Baik; Permentan Nomor 100/Permentan/OT.140/7/2014
tentang Pedoman Pembibitan Sapi Perah Yang Baik; Permentan Nomor
102/Permentan/OT.140/7/2014 tentang Pedoman Pembibitan Kambing dan Domba Yang
Baik; Permentan Nomor 79/Permentan/OT.140/6/2014 tentang Pedoman Pembibitan
Ayam Asli dan Ayam Lokal Yang Baik; serta Permentan Nomor
99/Permentan/OT.140/7/2014 tentang Pedoman Pembibitan Itik Lokal Yang Baik.
Nah, peduli terhadap
SDGH daerah sudah. Menulis dan mem-publish
tulisan pun sudah. Action beternak, berkebun tanaman buah dan bertani tanaman
pangan, bunga, obat, rempah dan bumbu juga sudah dilakukan. Terus apa lagi? Penulis memberi nasihat kepada diri penulis
sendiri dan juga jamaah sekalian (hehehe....kayak sedang ngisi khutbah jumat,
ya?), agar kiranya Allah swt memberi kesehatan dan waktu kepada kita sehingga
bisa terus beramal sholih yang didasari iman kepada Allah dan Hari Kemudian. Amal sholih tersebut insyaallah bukan hanya
untuk diri sendiri dan keluarga, tetapi juga untuk keberlangsungan kehidupan
umat manusia di Indonesia dan dunia. Dengan amal itulah kita berharap bisa
mewujudkan misi kemanusiaan kita di bumi: beribadah dan menjadi Khalifah (baca:
pemimpin, pengganti, pengelola, dan pemakmur) di bumi. Aamiin.
------------------
NB
Allah swt menjadi saksi bahwa karya tulisan
ini menjadi salah satu wujud nyata penulis dalam upaya penyelamatan Sumber Daya Genetik Hewan/Ternak (SDGH)
Indonesia.
#Save SDGH, Sekarang Juga!
(Jangan lupa sematkan tagar tersebut di
setiap tulisan kita)
Siap action?!
========
*Abdurrahman
Arraushany merupakan nama pena dari Abdul Rohman, SPt, seorang Pejabat
Fungsional Pengawas Bibit Ternak [Wasbitnak] Ahli Muda di UPT Pembibitan Ternak
dan Kesehatan Hewan Madura Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. Selain sebagai PNS, penulis juga seorang
penulis buku, konsultan peternakan, dan supplayer ternak dan hijauan pakan
ternak (HPT) unggul jenis graminae, leguminosa dan dedaunan. Selain itu, penulis
juga didaulat sebagai Ketua Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI)
DPC Pamekasan Periode 2018-2023 M.